Saturday, July 14, 2018

Pengertian Etnosentrisme Dan Pengaruhnya

Pengertian Etnosentrisme dan Pengaruhnya. Terdapat satu suku Eskimo yang menyebut diri mereka suku Inuit yang berarti “penduduk sejati”. Sumner menyampaikan bahwa pandangan ini sebagai etnosentrisme, yang secara formal diartikan sebagai pandangan bahwa kelompoknya sendiri ialah sentra segalanya dan semua kelompok yang lain dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok tadi. Berikut ialah klarifikasi seputar pengertian Etnosentrisme, Kepribadian dan Etnosentrisme dan Pengaruh Etnosentrisme.

Definisi Etnosentrisme

Pengertian Etnosentrisme ialah merupkan kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik.

Menurut Wikipedia Etnosentrisme ialah evaluasi terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya jika berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme mempunyai konotasi negatif di dalam masyarakat.

Definsi Etnosentrisme ialah merupakan suatu jawaban manusiawi yang universal, yang ditemukan dalam seluruh masyarakat yang dikenal, dalam semua kelompok dan praktisnya dalam seluruh individu.

Kepribadian dan Etnosentrisme

Dalam bukunya The Authoritarian Personality, Adorno menemukan bahwa orang- orang etnosentris cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai kesetiaan yang besar lengan berkuasa dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain.

Pengaruh Etnosentrisme

  1. Meningkatkan kesatuan, kesetiaan dan susila kelompok Kelompok-kelompok etnosentris tampak lebih bertahan daripada kelompok yang bersikap toleran. Etnosentrisme mengukuhkan nasionalisme dan patriotisme. Tanpa etnosentrisme, kesadaran nasional yang penuh semangat mungkin sekali tidak akan terjadi.
  2. Perlindungan terhadap perubahan Di negara Jepang pada masa ke-19, etnosentrisme telah digunakan untuk menghambat masuknya unsur aneh ke dalam kebudayaan. Usaha menghambat perubahan kebudayaan semacam itu tidak pernah seluruhnya berhasil; perubahan terjadi pada bangsa Jepang. Karena tidak ada kebudayaan yang sama sekali statis, setiap kebudayaan harus berubah untuk mempertahankan kelangsungannya. Pada dikala ini etnosentrisme di India membantu mempertahankan India dari kaum komunis, tetapi India mustahil tetap non komunis jika tidak memodernisasikan teknologinya dan mengendalikan perkembangan penduduk dengan cepat dan perubahan ini dihambat oleh etnosentrisme. Kaprikornus dalam situasi-situasi tertentu, etnosentrisme meningkatkan kestabilan kebudayaan dan kelangsungan hidup kelompok; dalam situasi lain, etnosentrisme meruntuhkan kebudayaan dan memusnahkan kelompok. 

Adalah ironis bahwa mereka yang menganjurkan perubahan sering gagal alasannya etnosentrisme mereka. Mereka menolak cara kehidupan “penduduk asli” sebagai tidak mempunyai kegunaan dan menganggap teknologi “modern” niscaya unggul. Sebagai rujukan jadwal pengembangan pertanian Amerika telah sering gagal alasannya mereka mencoba memindahkan peternakan Amerika, tanaman-tanamkan Amerika dan teknologi pertanian Amerika ke negara-negara terbelakang. Lebih kongkrit lagi, di Amerika sendiri para penggembala domba masih menuntut untuk meneruskan meracun serigala, yang ditinjau dari segi lingkungan merusak dan sangat tidak efektif. Mereka tidak mengacuhkan cara yang sederhana dalam menggendalikan serigala ibarat yang dilakukan oleh Suku Navajo dari Arizona selama beberapa generasi. Suku Navajo membesarkan anjing-anjing gotong royong dengan domba mereka dan tidak memperlakukan mereka sebagai hewan kesayangan. Anjing-anjing itu melindungi domba-domba, biayanya murah dan tidak merusak lingkungan. Keyakinan etnosentris dalam teknologi tingi dan sikap merendahkan orang-orang “terbelakang” sering menjadikan kita buta terhadap hal-hal praktis.
.

No comments:

Post a Comment