Friday, July 20, 2018

Pengertian Penelitian Tindakan Serta Karakteristik Dan Tujuannya

Pengertian Penelitian Tindakan ‎‎(Action Research). Penelitian ini ‎merupakan perkembangan yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah satu ‎model penelitian yang muncul di daerah kerja, daerah di mana peneliti melaksanakan ‎perkerjaan sehari-hari. Misalnya, kelas merupakan daerah penelitian bagi para guru, ‎sekolah menjadi daerah penelitian bagi para kepala sekolah. Penelitian ini juga ‎dapat dilakukan di desa daerah masyarakat beraktivitas, menjadi daerah penelitian ‎bagi para petugas penyuluh masyarakat. berikut ialah klarifikasi seputar pengertian penelitian tindakan, Karakteristik Penelitian Tindakan, Tujuan Penelitian Tindakan dan Model Penelitian Tindakan.

Definisi Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan ialah merupakan suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan ialah ‎merupakan suatu proses yang memperlihatkan doktrin pada pengembangan ‎kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-‎orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-‎kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.

Penelitian Tindakan berdasarkan para ahli

‎Menurut Arikunto ‎definisi penelitian tindakan ialah penelitian wacana hal-hal yang terjadi di masyarakat ‎atau kelompok sasaran, dan hasilnya eksklusif sanggup dikenakan pada masyarakat ‎yang bersangkutan.‎

Menurut Kemmis dan Taggart ‎menyatakan bahwa pengertian Penelitian Tindakan ialah suatu bentuk penelitian reflektif ‎diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan ‎penalaran dan keadilan praktek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman ‎mereka mengenai praktek dan terhadap situasi daerah di mana dilakukan praktek-‎praktek tersebut.‎

Secara Umum penelitian tindakan ialah cara suatu kelompok atau ‎seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka sanggup mempelajari ‎pengalaman mereka dan menciptakan pengalaman mereka sanggup diakses oleh orang ‎lain. Dalam kenyataannya, penelitian tindakan sanggup dilakukan baik secara grup ‎maupun individual dengan cita-cita pengalaman mereka sanggup ditiru atau diakses ‎untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain.‎

‎‎Karakteristik Penelitian Tindakan

  1. Problem yang dipecahkan merupakan masalah simpel yang dihadapi peneliti ‎dalam kehidupan profesi sehari-hari.‎
  2. Peneliti memperlihatkan perlakuan (treatment) yang berupa tindakan terpola ‎untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang ‎dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.‎
  3. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus ‎tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun ‎kerja berdikari secara intensif.‎
  4. Penelitian tindakan bersifat terbuka.‎
  5. Penelitian tindakan merupakan sebuah analisis kritis terhadap tempat-tempat ‎kerja pendidikan.‎
  6. Penelitian tindakan merupakan justifikasi bagi praktik kerja seseorang.‎
  7. Adanya langkah berfikir reflektif (reflective thinking) dari peneliti baik setelah ‎maupun sebelum tindakan. Reflective thinking ini penting untuk melaksanakan ‎retrospeksi (kaji ulang) terhadap tindakan yang telah diberikan dan ‎implikasinya yang muncul pada subjek yang diteliti sebagai akhir adanya ‎penelitian tindakan.‎ 

Tujuan Penelitian Tindakan

  1. Salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam ‎suatu lembaga.‎
  2. Mengembangkan planning tindakan guna meningkatkan apa yang telah ‎dilakukan sekarang.‎
  3. Mewujudkan proses penelitian yang memiliki manfaat ganda, baik bagi ‎peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh gosip yang berkaitan ‎dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang diteliti dalam mendapat ‎manfaat eksklusif dari adanya tindakan nyata.‎
  4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang telibat, yaitu peneliti dan ‎para subjek yang diteliti (Mc. Niff, 1992)‎
  5. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja sanggup ‎melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya.‎
  6. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akhir adanya tindakan ‎nyata untuk meningkatkan kualitas.‎
  7. Diperolehnya pengalaman kasatmata yang berkaitan dekat dengan perjuangan peningkatan ‎kualitas secara profesional maupun akademik.‎ 

‎‎

Model Penelitian Tindakan

  1. Model Kemmis. Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun ‎‎1988. Mereka memakai empat komponen Penelitian Tindakan ‎‎(perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dan suatu sistem spiral yang ‎saling terkait antara langkah satu dengan langkah berikutnya.‎
  2. Model Ebbut. Model ini terdiri dari tiga tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, inspirasi awal ‎dikembangkan menjadi langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama ‎tersebut dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. ‎Semua akhirnya dicatat secara sisematis termasuk keberhasilan dan kegagalan ‎yang terjadi. Catatan monitoring tersebut dipakai sebagai materi revisi ‎rencana umum tahap kedua.‎ Pada tingkat kedua ini, planning umum hasil revisi dibentuk langkah ‎tindakannya,dilaksanakan, monitoring imbas tindakan yang terjadi pada subjek ‎yang diteliti, dokumentasikan imbas tindakan tersebut secara detail dan ‎digunakan sebagai materi untuk masuk ke tingkat ketiga.‎ Pada tingkatan ini, dilakukan tindakan ibarat yang dilakukan pada tingkat ‎sebelumnya; dilakukan, didokumentasi imbas tindakan, kemudian kembali ke ‎tujuan umum Penelitian Tindakan untuk mengetahui apakah permasalahan yang ‎telah dirumuskan sanggup terpecahkan.‎
  3. Model Elliot. Model ini dikembangkan oleh dua orang sahabat, yaitu Elliot dan Edelman. ‎Mereka membuatkan dari model Kemmis dibentuk dengan lebih rinci pada ‎setiap tingkatannya, biar lebih memudahkan dalam tindakannya. Proses yang ‎telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut dipakai untuk menyusun ‎laporan penelitian.‎ Dalam model Elliot ini, setelah ditemukannya inspirasi dan permasalahan yang ‎menyangkut dengan peningkatan praktis, maka dilakukan tahap reconnaisance ‎atau peninjauan ke lapangan. Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan ‎sesuai dengan keadaan lapangan, maka tindakan yang terpola dan sistematis ‎dapat diberikan kepada subjek yang diteliti. Pada tamat tindakan, peneliti ‎melakukan tindakan monitoring terhadap imbas tindakan yang mungkin berupa ‎keberhasilan dan hambatan, disertai dengan faktor-faktor penyebabnya.‎ Atas dasar hasil monitoring tersebut, peneliti sanggup menggunakannya sebagai ‎bahan perbaikan yang sanggup diterapkan pada langkah tindakan kedua dan ‎seterusnya hingga diperoleh gosip atau kesimpulan wacana apakah ‎permasalahan yang dirumuskan telah sanggup dipecahkan.‎
  4. Model McKernan. Pada model ini inspirasi umum telah dibentuk lebih rinci, yaitu dengan ‎diidentifikasinya permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian ‎kebutuhan subjek, dan dinyatakannya hipotesis atau tanggapan sementara ‎terhadap masalah di dalam setiap tingkatan atau daur.‎ Model ini, yang juga perlu diperhartikan ialah bahwa pada setiap daur ‎tindakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil tindakan, apakah tujuan ‎dan permasalahan penelitian telah sanggup dicapai. Jika ternyata tindakan yang ‎diberikan sudah sanggup memecahkan masalah, maka penelitian sanggup diakhiri. ‎Apabila hasil penelitian belum sanggup memecahkan permasalahannya, maka ‎peneliti sanggup masuk pada tingkatan berikutnya.

No comments:

Post a Comment