Pengertian Full Day School Serta Kelebihan Dan Kekuranganya. Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “ Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Model ini yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam Full Day School semua acara dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Berikut ialah klarifikasi seputar pengertian Full Day School, Sistem Pembelajaran, Proses inti sistem pembelajaran serta kelebihan dan kekurangannya.
Sedangkan Fullday school berdasarkan Sukur Basuki ialah sekolah yang sebagian waktunya dipakai untuk program-program pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kretifitas dan penemuan dari guru.
Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa waktu berguru afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).
Secara Umum sistem full day school ialah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan insan (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pembinaan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau usang dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
Definisi Full Day School
Full day school berasal dari bahasa Inggris. Full artinya penuh, day artinya hari, sedang school artinya sekolah. Makara pengertian full day school ialah sekolah sepanjang hari atau proses berguru mengajar yang diberlakukan dari pagi hari hingga sore hari, mulai pukul 06.45-15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah sanggup mengatur acara pelajaran dengan leluasa, diubahsuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Hal yang diutamakan dalam full day school ialah pengaturan acara mata pelajaran dan pendalaman.Sedangkan Fullday school berdasarkan Sukur Basuki ialah sekolah yang sebagian waktunya dipakai untuk program-program pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kretifitas dan penemuan dari guru.
Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa waktu berguru afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).
Secara Umum sistem full day school ialah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan insan (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pembinaan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau usang dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
Sistem Pembelajaran Full Day School
Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Model ini yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam Full Day School semua acara dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada Full Day School ialah siswa selalu berprestasi berguru dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni dibutuhkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan acara dalam belajar. Adapun prestasi berguru yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu:- Prestasi yang bersifat kognitif. Adapun prestasi yang bersifat kognitif menyerupai kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, menciptakan analisa dan lain sebagianya. Konkritnya, siswa sanggup menyebutkan dan menguraikan pelajaran ahad lalu, berarti siswa tersebut sudah sanggup dianggap mempunyai prestasi yang bersifat kognitif.
- Prestasi yang bersifat afektif. Siswa sanggup dianggap mempunyai prestasi yang bersifat afektif, bila ia sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta sanggup mendapatkan dan menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
- Prestasi yang bersifat psikomotorik Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen mulut dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa mendapatkan pelajaran perihal susila sopan santun kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap bisa mengaplikasikannya dalam kehidupannya.
Proses inti sistem pembelajaran Full Day School
- Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif sekaligus intensif. Sistem persekolahan dengan contoh full day school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di forum dan mewujudkan proses pembelajaran yang aman demi pengembangan potensi siswa yang seimbang.
- Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang difokuskan ialah sistem relaksasinya yang santai dan lepas dari acara yang membosankan.
Keunggulan Sistem full day school
- Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh. Benyamin S. Blom menyatakan bahwa target (obyectivitas) pendidikan meliputi tiga bidang yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena melalui sistem asrama dan contoh full day school tendensi ke arah penguatan pada sisi kognitif saja sanggup lebih dihindarikan, dalam arti aspek afektif siswa sanggup lebih diarahkan demikian juga pada aspek psikomotoriknya.
- Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan efektivitas proses edukasi. Full day school dengan contoh asrama yang tersentralisir dan sistem pengawasan 24 jam sangat memungkinkan bagi terwujudnya intensifikasi proses pendidikan dalam arti siswa lebih gampang diarahkan dan dibuat sesuai dengan misi dan orientasi forum bersangkutan, lantaran acara siswa lebih gampang terpantau lantaran semenjak awal sudah diarahkan.
- Sistem full day school merupakan forum yang terbukti efektif dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, menyerupai aplikasi PAI yang meliputi semua ranah baik kognitif, afektif maupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing.
Kekurangan Sistem full day school
- Sistem full day school acapkali mengakibatkan rasa bosan pada siswa. Sistem pembelajaran dengan contoh full day school membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan hukuman yang konsisten dalam batas tertentu akan meyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi mereka yang telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan mendatangkan keasyikan tersendiri, oleh akhirnya kejelian dan improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Keahlian dalam merancang full day school sehingga tidak membosankan.
- Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan administrasi bagi pengelola, semoga proses pembelajaran pada forum pendidikan yang berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya, bahkan pengorbanan baik fisik, psikologis, material dan lainnya. Tanpa hal demikian, full day school tidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi hanya sekedar rutinitas yang tanpa makna.
No comments:
Post a Comment