Pengertian Model Pembelajaran Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL). Metode pembelajaran ini merupakan konsep mencar ilmu yang membantu guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menciptakan hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model pembelajaran kontekstual tidak bersifat ekslusif akan tetapi sanggup digabung dengan model-model pembalajaran yang lain, misalnya: penemuan, keterampilan proses, eksperimen, demonstrasi, diskusi, dan lain-lain. Berikut yakni klarifikasi seputar pengertian Model Pembelajaran Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL), Karakteristik, Serta Komponen Pendekatan Model Pembelajaran Kontekstual.
Secara umum Pembelajaran kontekstual yakni pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab verbal (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, munculnya motivasi belajar, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip dari pembelajaran kontekstual yakni acara siswa, siswa yang melaksanakan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Definisi Pembelajaran Pendekatan Kontekstual
Pengertian Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) yakni konsep mencar ilmu yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menciptakan hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat mencar ilmu (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian autentik (authentic assessment).Secara umum Pembelajaran kontekstual yakni pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab verbal (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, munculnya motivasi belajar, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip dari pembelajaran kontekstual yakni acara siswa, siswa yang melaksanakan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Karakteristik Model Pembelajaran Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memakai metode kontekstual memiki karakteristik sebagai berikut:- Pembelajaran yang dilaksanakan dalam konteks yang otentik, artinya pembelajaran diarahkan semoga siswa mempunyai keterampilan dalam memecahkan problem nyata yang dihadapi.
- Pembelajaran memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna.
- Pembelajaran dilaksanakan dengan memperlihatkan pengalaman bermakna kepada siswa.
- Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok , berdiskusi, dan saling mengoreksi.
- Kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami satu dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek pembelajaran yang menyenangkan.
- Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan memetingkan kerjasama.
- Pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan.
Komponen Pendekatan Model Pembelajaran Kontekstual
Dalam penerapan model pembelajaran CTL, terdapat tujuh komponen pendekatan CTL yaitu:- Konstruktivisme. yakni proses membangun atau menyusun pengetahuan gres dalam struktur kognitif siswa menurut pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengalaman itu memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh lantaran itu, pengalaman terbentuk oleh dua faktor penting yaitu objek yang menjadi materi pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasikan objek tersebut.
- Inkuiri yakni proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan inovasi melalui proses berpikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah: Merumuskan masalah, Mengajukan hipotesis, Mengumpulkan data, Menguji hipotesis menurut data yang ditemukan dan Membuat kesimpulan.
- Tanya Jawab. Belajar pada hakikatnya yakni bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya sanggup dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Pertanyaan pendidik dipakai untuk memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir akseptor didik, sedangkan pertanyaan akseptor didik merupakan wujud keingintahuan.
- Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan semoga hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini sanggup dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
- Pemodelan (Modeling) Yang dimaksud dengan asas pemodelan, yakni proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai rujukan yang sanggup ditiru oleh setiap akseptor didik.Misalnya pendidik memperlihatkan rujukan bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat gila dan lain sebagainya
- Refleksi (Reflection) Yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui semoga sanggup dilakukan suatu tindakan penyempurnaan.
- Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Prosedur penilaian yang memperlihatkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik yakni pada pembelajaran seharusnya membantu siswa semoga bisa mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya warta di simpulan periode, kemajuan mencar ilmu dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan banyak sekali cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.
No comments:
Post a Comment