Tuesday, July 17, 2018

Pengertian Masyarakat Beragam Serta Karakteristiknya

Pengertian Masyarakat Majemuk Serta Karakteristiknya. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai, dimana kekayaan itu perlu dilestarikan dan dikembangkan sehingga sifat kebineka tunggalikaan yang ada di Indonesia itu sanggup dipahami terus dari generasi ke generasi. 

Definisi Masyarakat Majemuk

Masyarakat beragam terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan ialah pola dari masyarakat majemuk. Sedangkan sesudah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari masyarakat beragam antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname.

Menurut Nasikun masyarakat beragam ialah merupakan masyarakat yang menganut aneka macam sistem nilai yang dianut oleh aneka macam kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya ialah sedemikian rupa sehinggan para anggota masyarakat kurang mempunyai loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang mempunyai homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang mempunyai dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain. 

Parsudi Suparlan mengungkapkan bahwa, “masyarakat beragam terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional yang biasa dilakukan secara paksa (coercy by force) menjadi sebuah bangsa dalam bentuk nasional”. Ciri yang paling terlihat dari sebuah masyarakat mejemuk ialah adanya sistem nasional yang menghubungkan sistem nasional atau pemerintahaan nesional dengan suku bangsa yang ada di masyarakat dan hubungannya antar masyarakat suku bangsa.

Karakteristik Masyarakat beragam

  1. Terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
  2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplomenter.
  3. Kurang berbagi konsensus diantar para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
  4. Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
  5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi
  6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.

No comments:

Post a Comment