Pengertian Autisme Dan Faktor Penyebabnya. Gangguan autisme yaitu kondisi perkembangan saraf yang ditandai dengan persoalan yang faktual dalam interaksi sosial, komunikasi/bermain dan sekelompok sikap yang tidak biasa, terkait dengan kesulitan dalam menoleransi perubahan lingkungan, ini merupakan kondisi onset awal. Gangguan pada anak autisme sanggup muncul pada ketika bayi hingga maksimal umur 3 tahun pertama kehidupan. Tanda-tanda tersebut sanggup berupa tidak mengatakan hal yang diinginkan atau tidak memanggil orang bau tanah mereka (Cauffield dkk,2013; Hyman, 2010, Ozonoff, 2010).
Definisi Autisme
Autisme pertama kali ditemukan oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia, pembalikan kalimat, adanya acara bermain repetitive dan stereotype, rute ingatan yang berpengaruh dan harapan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya.
Menurut Veskarisyanti (2008 : 17) dalam bahasa Yunani dikenal kata autis, “auto” berarti sendiri ditujukan pada seseorang ketika mengatakan gajala hidup dalam dunianya sendiri atau memiliki dunia sendiri.
Menurut (WHO, 2013). Autisme merupakan gangguan perkembangan dalam komunikasi, interaksi sosial dan cara-cara yang tidak biasa mengamati dan pengolahan isu sanggup serius menghambat fungsi sehari-hari
Menurut (Maslim,2005). Autis yaitu perkembangan kompleks secara khas muncul selama tiga tahun pertama kehidupan. Gangguan pervasif merupakan gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial baik dalam timbal balik dan dalam tumpuan komunikasi.
Menurut Sastra (2011:133) autisme yaitu gangguan perkembangan otak pada anak yang berakibat tidak sanggup berkomunikasi dan tidak sanggup mengekspresikan perasaan dan keinginannya, sehingga sikap hubungan dengan orang lain terganggu.
Menurut (Peeters, 2004). Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif yang ciri utamanya yaitu gangguan kualitatif pada perkembangan komunikasi baik secara mulut (berbicara dan menulis) dan non mulut (kurang bisa mengekspresikan perasaan dan kadang mengatakan ekspresi yang kurang tepat).
Secara Umum autisme merupakan suatu gangguan perkembangan pervasif yang secara menyeluruh mengganggu fungsi kognitif dan mempengaruhi kemampuan bahasa, komunikasi dan interaksi sosial. Gangguan-gangguan dalam berkomunikasi, interaksi soisal dan imajinasi sering saling berkaitan sehingga semuanya sanggup digambarkan sebagai tiga serangkai. Gejala lainnya yang muncul antara lain berupa kehidupan dalam dunia sendiri tanpa menghiraukan dunia luar.
Faktor Penyebab Autisme
- Faktor neurobilogis Gangguan neurobiologist pada susunan saraf sentra (otak). Biasanya, gangguan ini terjadi dalam tiga bulan pertama masa kehamilan, kalau pertumbuhan sel-sel otak di beberapa daerah tidak sempurna.
- Masalah genetik Faktor genetik juga memegang peranan kuat, dan ini terus diteliti. Pasalnya, banyak insan mengalami mutasi genetik yang bisa terjadi lantaran cara hidup yang semakin modern (penggunaan zat kimia dalam kehidupan sehari-hari, faktor udara yang semakin terpolusi). Beberapa faktor yang juga terkait yaitu usia ibu ketika hamil, usia ayah ketika istri hamil, serta persoalan yang terjadi ketika hamil dan proses kelahiran.
- Masalah selama kehamilan dan kelahiran. Resiko autisme berafiliasi dengan masalah-masalah yang terjadi pada masa 8 ahad pertama kehamilan. Ibu yang mengkonsumsi alkohol, terkena virus rubella, menderita bisul kronis atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang diduga mempertinggi resiko autisme. Proses melahirkan yang sulit sehingga bayi kekurangan oksigen juga diduga berperan penting. Bayi yang lahir premature atau punya berat tubuh dibawah normal lebih besar kemungkinnanya untuk mengalami gangguan pada otak dibandingkan bayi normal.
- Keracunan logam berat Keracunan logam berat merupakan kondisi yang sering dijumpai ketika anak dalam kandungan. Keracunan logam ibarat timbal, merkuri, cadmium, spasma infantile, rubella kongenital, sclerosis tuberosa, lipidosis serebral, dananomaly komosom X rapuh. Racun dan logam berat dari lingkungan, banyak sekali racun yang berasal dari pestisida, polusi udara, dan cat tembok sanggup mempengaruhi kesehatan janin.
- Terinveksi virus Lahirnya anak autistik diduga sanggup disebabkan oleh virus ibarat rubella, toxoplasmosis, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, perdarahan, dan keracunan makanan pada masa kehamilan yang sanggup menghambat pertumbuhan sel otak yang meyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. Efek virus dan keracunan tersebut sanggup berlangsung terus sesudah anak lahir dan terus merusak pembentukan sel otak, sehingga anak kelihatan tidak memperoleh kemajuan dan tanda-tanda makin parah. Gangguan metabolisme, pendengaran, dan penglihatan juga diperkirakan sanggup menjadi penyebab lahirnya anak autistik.
- Vaksinisasi Vaksinisasi MMR (Measles, Mumps dan Rubella) menjadi salah satu faktor yang diduga berpengaruh menjadi penyebab autisme walaupun hingga kini hal ini masih jadi perdebatan. Banyak orangtua yang melihat anaknya yang tadinya berkembang normal mengatakan kemunduran sesudah memperoleh vaksinisasi MMR. Zat pengawet pada vaksinisasi inilah (Thimerosal) yang dianggap bertanggung jawab menjadikan autisme. Untuk menghindari resiko maka beredar isu bahwa sebaiknya vaksinisasi diberikan secara terpisah atau memakai vaksinisasi yang tidak mengandung thimerosal. Cara lain yaitu menunggu anak berusia 3 tahun untuk meyakinkan bahwa masa kemunculan ciri-ciri autisme telah lewat.
No comments:
Post a Comment