Sunday, July 28, 2019

Pengertian Sikap Kerja Kontraproduktif Serta Aspek Dan Faktor Yang Mempengaruhi

Pengertian Perilaku Kerja Kontraproduktif Serta Aspek Dan Faktornya. Perilaku kerja kontraproduktif merupakan sikap menyimpang yang dilakukan oleh pekerja secara sengaja yang sanggup mengganggu kinerja dan merugikan pihak organisasi. Berikut yaitu klarifikasi seputar pengertian Perilaku Kerja Kontraproduktif, Aspek-Aspek Perilaku Kerja Kontraproduktif Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kerja Kontraproduktif

Definisi Perilaku Kerja Kontraproduktif

Perilaku kerja kontraproduktif merupakan sikap yang dilakukan oleh anggota organisasi secara sukarela dan mensugesti prestasi kerja serta melemahkan efektivitas organisasi (Lau, Au & Ho, 2003).

Menurut Gruys dan Sackett (2003) sikap kerja kontraproduktif dilakukan dengan sengaja oleh anggota organisasi yang dipandang organisasi sebagai sikap yang bertentangan dengan kepentingan yang sah.

Menurut Goh, Bruursema, Kessler, Spector, Fox dan Penney (2006) sikap kerja kontraproduktif mempunyai dampak kerugian pada organisasi dan anggota organisasi.

Perilaku kerja kontraproduktif merupakan sikap kerja yang sangat mengganggu kinerja organisasi secara umum dan penurunan produktivitas kerja karyawan secara khususnya (Rusdi, 2015).

Menurut Budiman (2015) Perilaku kerja kontraproduktif yaitu suatu tindakan yang diambil oleh pekerja yang sanggup merugikan seluruh lingkungan kerja.

Perilaku kerja kontraproduktif sanggup mengganggu organisasi secara pribadi pada fungsi organisasi atau dengan menyakiti anggota kerja dengan tujuan untuk menurunkan keefektifan kerja karyawan (Wahyuni & Nugraheni, 2016).

Menurut Fox, Spector dan Miles (2001) Perilaku kerja kontraproduktif merupakan sikap yang dilakukan oleh karyawan dengan imbas yang sanggup merugikan organisasi dan anggota kerja.

Perilaku kerja kontraproduktif menjadi jenis sikap kerja yang menyimpang dengan maksut menyakiti organisasi dan anggota organisasi (Bai, Wang & Lin, 2016).

Aspek Perilaku Kerja Kontraproduktif

  • Pelecehan terhadap orang lain. Hal ini merupakan sikap berbahaya yang dilakukan kepada rekan kerja. Dampak dari sikap ini sanggup merugikan secara fisik maupun psikologis ibarat ancaman, komentar buruk, mengabaikan orang lain, merusak kemampuan seseorang untuk sanggup bekerja secara efektif.
  • Penyimpangan produksi. Hal ini merupakan kegagalan yang dilakukan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya secara efektif dengan cara yang seharusnya. Penyimpangan produksi biasanya lebih pasif lantaran tindakan yang dilakukan kurang sanggup dilihat dengan jelas, tidak merusak properti dan memerlukan bukti yang jelas.
  • Sabotase. Hal ini merupakan sikap sengaja menghancurkan sesuatu atau properti milik organisasi dan tidak mempergunakan akomodasi milik organisasi dengan sebagaimana mestinya. Perilaku sabotase memungkinkan karyawan untuk dikenakan hukuman oleh organisasi lantaran sikap sabotase merupakan sikap yang aktif yang berdampak merugikan organisasi dengan merusak properti dan akan ditindak tergantung beratnya kerusakan yang dilakukan.
  • Pencurian. Hal ini merupakan sikap menyimpang yang bersifat mengambil atau mencuri barang milik organisasi dan tidak mengembalikannya. Pencurian yang dilakukan oleh karyawan merupakan duduk perkara besar bagi organisasi lantaran sebagian besar karyawan melaksanakan tindakan pencurian disebabkan oleh banyak faktor.
  • Penarikan diri. Hal ini merupakan sikap yang dilakukan karyawan dengan cara membatasi jumlah waktu kerja kurang dari jam seharusnya ibarat ketidakhadiran, tiba terlambat, mengambil jam istirahat lebih usang dari waktu seharusnya.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kerja Kontraproduktif

  1. Faktor kepribadian tertentu ditemukan sanggup mensugesti karyawan terlibat dalam sikap kerja kontraproduktif. Ciri-ciri kepribadian yang telah diteliti berkaitan dengan sikap kerja kontraproduktif yaitu kestabilan emosi, ektroversi, agreeableness, keterbukaan dan kesadaran untuk membangun pengalaman.
  2. Karakteristik pekerjaan yang diberikan dan cara kerja pada organisasi akan mensugesti karyawan dalam menuntaskan kiprah dengan sempurna, bertanggung jawab atas kiprah yang diberikan dan hasil kerja yang dicapai.
  3. Karakteristik kelompok kerja sanggup mensugesti antar pekerja di lingkungan organisasi. Individu cenderung akan mengikuti tingkah laris yang menjadi kebiasan didalam kelompok organisasi.
  4. Budaya organisasi dan karateristik kelompok kerja mempunyai kesamaan lantaran keduanya merupakan dampak sosial yang bisa mensugesti individu di kawasan kerja.
  5. Sistem pengendalian organisasi merupakan entitas fisik atau prosedural yang ada di kawasan kerja khusus untuk mengurangi terjadinya sikap kerja kontraproduktif melalui pengawasan atau dengan meningkatkan hukuman.
  6. Ketidakadilan organisasi sanggup menjadikan sikap kerja kontraproduktif jikalau perjuangan atau imbalan yang diterima karyawan tidak sesuai dengan perjuangan yang telah diberikan sehingga karyawan merasa tidak adanya keadilan di lingkungan organisasi.

No comments:

Post a Comment