Pengertian Epistemologi Serta Landasannya. Apa Yang Dimaksud Dengan Epistemologi.....? Epistemologi atau teori pengetahuan yang berafiliasi dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung tanggapan atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh insan melalui nalar dan panca indra dengan aneka macam metode, diantaranya : metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
Menurut Simon Blackburn Epistemologi, yakni cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, abjad dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat. Misalnya wacana apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan (Simon Blackburn., Kamus Filsafat., (Yogyakarta., Pustaka Pelajar., 2013)., hlm., 286.)
Menurut Jujun S. Suria Sumantri. Epistemologi, yakni Arah berfikir insan dalam menemukan dan memperoleh suatu ilmu pengetahuan degan memakai kemampuan rasio. (Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Filsafat, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1990), Hal 105.)
Menurut Titus, Smith, Nolan dalam buku Persoalan-Persoalan Filsafat, menyatakan epistemologi yakni (Titus, Smith, Nolan., Persoalan-Persoalan Filsafat., (Jakarta., Bulan Bintang.,1983)., hlm 20-21.)
Secara umum epistemologi yakni cabang filsafat yang mengkaji sumber-sumber, moral dan kebenaran pengetahuan.Apakah yang sanggup diketahui oleh manusia? Dari manakah insan rnemperoleh pengetahuan? Apakah insan mempunyai pengetahuan yang sanggup diandakan Atau hanya harus puas dengan pendapat-pendapat dari sangkaan-sangkaan? Apakah kemampuan insan terbatas dalam mengetahui fakta pengalaman indera, atau insan sanggup mengetahui yang lebih jauh dari pada apa yang diungkapkan indera?
Terdapat tiga kasus pokok dalam epistemologi:
Menurut Webster Third New International Dictionary epistemologi sebagai “The Study of method and ground of knowledge, especially with reference to its limits and validity”.
Menurut Paul Edwards, dalam The Encyclopedia of Philosophy, Epistemologi yakni “the theory of knowledge.” Pada daerah yang sama ia membuktikan bahwa epistemologi merupakan “the branch of philosophy which concerned with the nature and scope of knowledge, its presuppositions and basis, and the general reliability of claims to knowledge.”
Secara Umum Epistemologi yakni pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas wacana terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
.
Definisi Epistemologi
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata adonan yang diangkat dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos.“Episteme” artinya pengetahuan, sedangkan “logos” lazim digunakan untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistematik.Menurut Simon Blackburn Epistemologi, yakni cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, abjad dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat. Misalnya wacana apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan (Simon Blackburn., Kamus Filsafat., (Yogyakarta., Pustaka Pelajar., 2013)., hlm., 286.)
Menurut Jujun S. Suria Sumantri. Epistemologi, yakni Arah berfikir insan dalam menemukan dan memperoleh suatu ilmu pengetahuan degan memakai kemampuan rasio. (Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Filsafat, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1990), Hal 105.)
Menurut Titus, Smith, Nolan dalam buku Persoalan-Persoalan Filsafat, menyatakan epistemologi yakni (Titus, Smith, Nolan., Persoalan-Persoalan Filsafat., (Jakarta., Bulan Bintang.,1983)., hlm 20-21.)
Secara umum epistemologi yakni cabang filsafat yang mengkaji sumber-sumber, moral dan kebenaran pengetahuan.Apakah yang sanggup diketahui oleh manusia? Dari manakah insan rnemperoleh pengetahuan? Apakah insan mempunyai pengetahuan yang sanggup diandakan Atau hanya harus puas dengan pendapat-pendapat dari sangkaan-sangkaan? Apakah kemampuan insan terbatas dalam mengetahui fakta pengalaman indera, atau insan sanggup mengetahui yang lebih jauh dari pada apa yang diungkapkan indera?
Terdapat tiga kasus pokok dalam epistemologi:
- Apakah sumber - sumber pengetahuan? Dari mana pengetahuan yang benar itu datang, dan bagaimana insan sanggup mengetahui? Ini semua yakni problem “asal “ (origins)
- Apakah moral dari pengetahuan? Apakah ada dunia yang riil di luar akal, dan bila ada, dapatkah insan mengetahui?. Ini semua merupakan problem penampilan (apperience) terhadap realitas.
- Apakah pengetahuan insan itu benar (valid). Bagaimana membedakan antara kebenaran dan kekeliruan? Ini yakni problema memcoba pengetahuan (verification).
Menurut Webster Third New International Dictionary epistemologi sebagai “The Study of method and ground of knowledge, especially with reference to its limits and validity”.
Menurut Paul Edwards, dalam The Encyclopedia of Philosophy, Epistemologi yakni “the theory of knowledge.” Pada daerah yang sama ia membuktikan bahwa epistemologi merupakan “the branch of philosophy which concerned with the nature and scope of knowledge, its presuppositions and basis, and the general reliability of claims to knowledge.”
Secara Umum Epistemologi yakni pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas wacana terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
Landasan Epistemologi
Landasan epistemology ilmu disebut metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan mekanisme dalam mendapat pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang di dapatkan lewat metode ilmiah.Tidak semua pengetahuan disebut ilmiah, alasannya ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi semoga suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yakni tercantum dalam metode ilmiah. (Paul Suparno, Filsafat pendidikan, ( Yogyakarta : Penerbit Kanisius 2001), Hal 11.).
No comments:
Post a Comment