Wednesday, November 20, 2019

Bentuk Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan

Bentuk Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan - Dalam sebuah kehidupan terdapat relasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang tidak sanggup dipisahkan satu sama lain. Lingkungan merupakan sebuah kesatuan hidup antara keadaan fisik menyerupai sumberdaya alam yang meliputi air, udara, energi matahari, mineral, dan tumbuhan fauna yang hidup diatas tanah. Dan sudah menjadi aturan alam bahwa makhluk hidup akan mempunyai ketergantungan terhadap makhluk hidup lain dan lingkungan beserta seluruh sumber daya alam yang ada dalam lingkungan tersebut.

Bentuk relasi antara makhluk hidup dengan linggungannya juga meliputi segala interaksi yang terjadi meliputi interaksi antara makhluk hidup maupun benda benda yang bersifat mati. Interaksi yang terjadi merupakan sebuah relasi timbal balik yang kompleks dan rumit. Umumnya bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem, dan ekosistem sendiri sanggup dibagi bagi menjadi banyak sekali macam menurut kategorinya.

Ekosistem sanggup terbentuk alasannya ialah terjadinya relasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling berinteraksi dan memperlihatkan timbal balik satu sama lain. Menurut beberapa ahli, ekosistem juga sanggup diartikan sebagai tatanan atau kesatuan utuh serta menyeluruh antara unsur unsur lingkungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Namun secara garis besar, ekosistem merupakan sebuah bentuk interaksi kompleks yang tersusun dari banyak sekali unsur unsur yang beragam.

Bentuk Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan

Pada dasarnya ekosistem merupakan hasil atau teladan relasi makhluk hidup dengan lingkungannya secara umum. Berbagai makhluk yang hidup di atas tanah menempati suatu kawasan bersama dengan lingkungan yang menopang kebutuhan makhluk hidup tersebut menyerupai air, tanah, cahaya matahari. Contoh faktual sebuah ekosistem dalam kehidupan kita ialah halaman rumah, danau, laut, sungai, hutan, padang rumput yang masing masing tempat terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Sebelum kita mengetahui banyak sekali bentuk relasi makhluk hidup dengan lingkungannya maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa saja komponen lingkungan. Dalam artikel kali ini kita akan membahas perihal makhluk hidup dan lingkungan beserta dengan bentuk interaksi dan hubungannya.

Komponen Biotik dan Abiotik

Komponen komponen yang membentuk sebuah ekosistem yang saling melaksanakan interaksi makhluk hidup dengna lingkungan terdiri dari komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup). Ilmu yang mempelajari relasi makhluk hidup dengan lingkungan (abiotik) beserta dengan segenap timbal balik dan interaksi yang terjadi disebut ekologi. Kedua komponen ini juga sering disebut sebagai lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Kedua komponen ini lantas berada di suatu aera dan saling melaksanakan interaksi dan relasi sehingga terbentuklah satu kesatuan yang teratur.

Salah satu bentuk relasi makhluk hidup dengan lingkungannya sanggup kita amati pada sebuah akuarium. Dalam ekosistem akuarium tersebut terdiri dari tumbuhan air, ikan, dan plankton sebagai komponen biotik (makhluk hidup) dan air, batu, pasir, mineral, dan oksigen sebagai komponen abiotik.

Dalam sebuah ekosistem, bentuk interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan akan membuat suatu keseimbangan alam. Sebuah ekosistem akan simbang apabila komponen penyusun ekosistem itu juga seimbang, namun bukan berarti jumlah komponen ekosistem tersebut harus sama. Namun keseimbangan ekosistem juga sanggup terganggu alasannya ialah adanya peristiwa alam, ulah manusia, penyakit, dan munculnya hama. Manusia juga andil dalam rusaknya ekosistem alasannya ialah kerap membuang limbah atau sampah ke sungai, penebangan liar di hutan, memperbanyak polusi udara dan sebagainya.

Komponen biotik
dalam sebuah interaksi makhluk hidup dengan lingkungan kita akan menemukan dua komponen umum, salah satunya ialah komponen biotik. Komponen biotik sendiri merupakan seluruh makhluk hidup yang ada pada lingkungan tersebut menyerupai teladan tumbuhan, manusia, hewan, organisme pengurai dan sebagainya. Setiap makhluk hidup yang ada pada lingkungannya mempunyai kiprah dan kedudukan sendiri sendiri. Menurut kiprah dan kedudukannya komponen biotik sanggup dibedakan menjadi:

A. Produsen
Produsen merupakan sebutan untuk makhluk hidup yang bisa menghasilkan zat masakan sendiri dan diharapkan oleh makhluk hidup lain. Umumnya produsen yang bisa membuat zat masakan sendiri mempunyai klorofil yang secara pribadi mengarah pada tumbuhan hijau. Salah satu bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sanggup kita amati pada proses pembuatan zat masakan yang dilakukan tumbuhan. Tumbuhan melaksanakan fotosintesis memakai karbondioksida dan air dengan santunan dari cahaya matahari.

Dalam sebuah lingkungan, tumbuhan yang bisa memproduksi masakan sendiri disebut sebagai organisme autotrof, sedangkan tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari untuk memproduksi zat masakan disebut sebagai fototrof.

B. Konsumen
Konsumen merupakan seluruh makhluk hidup yang tidak sanggup memproduksi zat masakan sendiri (heterotrof) dan membutuhkan organisme (makhluk hidup lain) sebagai makanannya. Seperti contoh, hewan, manusia, ikan, dan segala jenis tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan jenis makanannya juga konsumen dibedakan menjadi 3 yakni karnivora, herbivora, dan omnivora. Karnivora merupakan sebutan untuk makhluk hidup yang memakan daging. Sedangkan herbivora merupakan sebutan untuk makhluk hidup yang hanya memakan tumbuhan. Dan omnivora merupakan sebutan untuk makhluk yang memakan segalanya (daging dan tumbuhan).

C. Pengurai
Pengurai atau organisme pengurai juga berperan aktif dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan alasannya ialah organisme ini bertugas untuk membusukkan sekaligus menguraikan tumbuhan, binatang maupun insan yang telah mati. Dalam relasi makhluk hidup dengan lingkungan yang ditempati, organisme pengurai ini sangatlah penting alasannya ialah mereka menjaga stabilitas ekosistem dengan cara menguraikan zat sisa unsur hara yang nantinya akan diserap oleh tanah. Unsur hara inilah yang nantinya akan diharapkan tumbuhan untuk penunjang pertumbuhannya.

Komponen abiotik
Dalam relasi makhluk hidup dengan lingkungan kita juga akan menemukan komponen tak hidup atau yang lebih umum disebut sebagai komponen abiotik. Meskipun merupakan komponen tak hidup, namun komponen abiotik sangat kuat dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Karena menyerupai yang kita ketahui makhluk hidup tidak akan terpisah dari kebutuhan akan benda benda dan komponen tak hidup menyerupai tanah, cahaya matahari, udara, air, dan sebagainya. Beberapa komponen abiotik yang diharapkan oleh makhluk hidup adalah:

Cahaya matahari : Cahaya matahari diharapkan oleh semua makhluk hidup yang berada di atas permukaan tanah, khususnya tumbuhan berklorofil. Cahaya matahari sanggup dikatakan sebagai salah satu unsur utama kehidupan alasannya ialah tanpa cahaya matahari tumbuhan tidak akan memproduksi masakan dan karenanya mati, kalau produsen mati maka tidak akan ada rantai masakan dan semua makhluk hidup juga akan  mati.

Udara : salah satu komponen utama kehidupan yang juga menunjang interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya ialah udara. Udara sendiri tersusun dari banyak sekali macam gas menyerupai oksigen, karbondioksida, hidrogen, nitrogen dan sebagainya. Tidak sanggup dipungkiri bahwa udara diharapkan semua makhluk yang tinggal diatas permukaan tanah untuk kelangsungan hidupnya. Secara pribadi udara juga telah mewakili relasi makhluk hidup dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Air : Komponen utama kehudipan yang terperinci diharapkan oleh semua makhluk hidup selanjutnya ialah air. Tidak ada makhluk hidup yang sanggup bertahan tanpa adanya air. Tanaman, hewan, manusia, bahkan serangga memerlukan air untuk bertahan hidup. Air sendiri berfungsi untuk melarutkan zat masakan yang telah dimakan dalam badan organisme. Selain itu air juga merupakan habitat alami dari makhluk perairan menyerupai ikan, penyu, kura kura dan tumbuhan air.

Pola interaksi makhluk hidup dengan lingkungan

Hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya tidak sanggup dipisahkan dari pola interaksi yang terjadi. Setiap organisme tentunya saling melaksanakan interaksi dengan organisme lainnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk lain didalam lingkungan membentuk sebuah pola yang unik dan berbeda. Adapun pola pola interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya adalah: Persaingan, predasi, dan simbiosis.

A. Persaingan (kompetisi)
Kompetisi atau persaingan merupakan proses perebutan kebuthan yang terjadi antara beberapa organisme yang sama sama membutuhkan masakan tertentu. Keinginan untuk memperoleh masakan sebanyak banyaknya mengakibatkan terjadinya persaingan dalam sebuah ekosistem. Pada dasarnya kompetisi merupakan bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungan yang pada karenanya mengakibatkan salah satu pihak yang berkompetisi mengalami kerugian alasannya ialah kalah dalam persaingan.
Baca juga: Perbedaan Jaringan Hewan dan Jaringan Tumbuhan
Contoh interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sebagai bentuk dari kompetisi ialah persaingan antar tumbuhan untuk mendapat unsur hara, air, dan sinar matahari yang cukup guna melaksanakan fotosintesis. Kompetisi antara konsumen primer yang secara pribadi memakan produsen, kompetisi perebutan wilayah yang terjadi antara dua spesies binatang yang sama, kompetisi untuk memperebutkan pasangan dan lain sebagainya.

B. Predasi
Selain berkompetisi, terdapat beberapa organisme yang mencari makan dengan cara memangsa organisme lain, pemangsa ini karenanya disebut dengan predator. Hal ini merupakan sebuah kewajaran dalam relasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti teladan singa yang memburu kijang atau zebra untuk dimakan. Pola interaksi antara makhluk hidup inilah yang disebut dengan predasi (proses memangsa dan dimangsa).

C. Simbiosis
salah satu teladan interaksi makhluk hidup dengan lingkungan yang umum kita temukan ialah simbiosis. Simbiosis sendiri mengacu pada prinsip makhluk hidup yang sanggup hidup berdampingan tanpa harus melaksanakan predasi maupun kompetisi untuk bertahan hidup. Hubungan makhluk hidup dengan lingkungan inilah yang disebut dengan simbiosis. Simbiosis sendiri sanggup terjadi pada makhluk yang sama jenis maupun berbeda jenis. Terdapat 3 jenis simbiosis yakni:

  1. Simbiosis mutualisme : Simbiosis mutualisme merupakan proses interaksi makhluk hidup yang sama maupun berbeda jenis dan saling menguntungkan satu sama lain. Seperti teladan interaksi antara kupu kupu yang hinggap pada tumbuhan berbunga, kupu kupu akan menghisap madu pada bunga untuk dijadikan masakan dan dilain sisi serbuk sari pada bunga akan melekat pada kupu kupu dan tersebar untuk proses penyerbukan. Dengan demikian kedua organisme ini akan mendapat keuntungan, kupu kupu mendapat masakan dan bunga terbantu proses penyerbukannya oleh kupu kupu.
  2. Simbiosis komensalisme : Simbiosis komensalisme merupakan bentuk interaksi antara makhluk hidup yang sama maupun berbeda jenis dimana salah satu organisme diuntungkan dan namun organisme lain tidak dirugikan. Seperti teladan ikan remora yang selalu mengikuti ikan hiu, ikan remora mendapat masakan dari sisa masakan yang melekat pada badan hiu.
  3. Simbiosis parasitisme : Simbiosis ini merupakan bentuk relasi antara makhluk hidup dengna makhluk hidup lain pada sebuah lingkungan dimana salah satu organisme akan diuntungkan dan dilain sisi organisme lain akan dirugikan. Seperi teladan parasit dengan inangnya, parasit akan menyerap nutrisi dari sang inang, sedangkan inang akan kehilangan sebagian nutrisinya.

Bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pola makan dan dimakan

Bentuk relasi makhluk hidup dengan lingkungan yang tidak sanggup dipisahkan ialah pola interaksi makan dan dimakan dimana faktor pemenuhan kebutuhan diutamakan, sehingga proses makan dan dimakan pun terjadi. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua organisme hidup sanggup membuat zat masakan sendiri, untuk memenuhi kebutuhannya organisme tersebut karenanya memakan organisme lain. Proses ini karenanya membentuk sebuah pola yang dinamakan rantai makanan, jaring jaring makanan, dan piramida ekologi.

Interaksi makhluk hidup dalam rantai makanan
Rantai masakan merupakan citra skematis dari proses makan dan dimakan dalam bentuk garis garis bercabang maupun garis lurus. Pada proses rantai masakan selalu diawali dengan produsen yang mempunyai kedudukan diawal, diikuti dengan konsumen primer dan konsumen sekunder, dan karenanya konsumen utama yang berada di puncak rantai makanan. Lalu sesudah organisme puncak rantai masakan mati akan diuraikan dekomposer menjadi zat hara yang mempunyai kegunaan untuk pertumbuhan tanaman. Proses rantai masakan intinya akan terus berputar layaknya roda.

Hubungan makhluk hidup dalam rantai makanan
Proses makan dan dimakan terjadi secara kompleks. Seperti teladan tumbuhan sebagai produsen tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja melain terdapat organisme lain yang secara pribadi juga memakan tumbuhan. Manusia yang menduduki puncak rantai masakan tidak hanya memakan konsumen sekunder (hewan) tetapi juga memakan produsen menyerupai kita memakan beras, jagung, dan sayuran.
Dari pernyataan diatas sanggup kita simpulkan bahwa kumpulan rantai masakan yang ada akan tersusun menjadi sebuah jaring jaring masakan yang kompleks, hal ini sangat masuk akal dalam relasi makhluk hidup dengan lingkungan. Selain itu jaring jaring masakan tersebut akan memperlihatkan bahwa tidak hanya terdapat satu rantai masakan saja dalam sebuah ekosistem.

Piramida ekologi dalam relasi makhluk hidup dengan lingkungan
Untuk menjaga ekosistem tetap seimbang, jumlah organisme yang menempati trofik bawah haruslah lebih besar jumlahnya dibandingkan organisme yang menempati trofik diatasnya dan seterusnya. Bayangkan kalau di sebuah padang rumput populasi binatang pemakan rumput lebih banyak dari rumput yang dimakan? hasilnya ialah binatang tersebut tidak akan bertahan hidup dan terus berkurang populasinya.

Itulah banyak sekali relasi dan bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungan yang sanggup saya sampaikan pada artikel kali ini. Pada dasarnya relasi makhluk hidup dengan lingkungan memang tidak sanggup dipisahkan alasannya ialah makhluk hidup yang menempati lingkungan akan membutuhkan segenap unsur lingkungan itu sendiri.

No comments:

Post a Comment