Dalam sejarah kerajaan Singasari terdapat tipu kebijaksanaan anyir yang dilakukan oleh Ken Arok. Hal ini dilakukan untuk membunuh Tunggul Ametung. Setelah kematian Tunggul Ametung, kemudian Ken Arok mengangkat dirinya sebagai AkuwuTumapel dan menimbulkan Ken Dedes istrinya. Pada ketika itu ternyata Ken Dedes dalam keadaan mengandung. Bahkan Ken Arok mengaku sebagai jelmaan Dewa Wisnu, Syiwa dan Brahmana. Hal ini bertujuan biar ia diterima oleh rakyat sebagai pemimpin yang sah. Kali ini saya akan menjelaskan mengenai sejarah kerajaan singasari, baik dalam kehidupan politik, ekonomi maupun sosial budaya. Berikut ulasan selengkapnya.
Sejarah Kerajaan Singasari (Kehidupan Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya)
Dalam sejarah kerajaan singasari, dulunya kerajaan ini dikuasai oleh kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Dandang Gendis atau Raja Kertajaya. Pada ketika itu juga Ken Arok ingin melaksanakan pemberontakan namun menunggu waktu yang tepat. Terdapat beberapa pendeta dari kerajaan Kediri yang meminta penjagaan dari Ken Arok dikarenakan telah diperlakukan sewenang wenang oleh Raja Kertajaya. Kedatangan mereka disambut baik oleh Ken Arok dan ketika itu mulai disusunlah barisan prajurit. Beliau bahkan melaksanakan pembinaan kepada prajurit dan melaksanakan propaganda kepada rakyat biar ikut memberontak kerajaan Kediri.
Baca juga : Sejarah dan Isi Perjanjian Renville
Setelah segala persiapan telah selesai, para prajurit Tumapel menuju Kediri dengan jumlah yang besar. Pada ketika itulah terjadi peperangan besar di kawasan Ganter. Kerajaan Kediri mulai dari raja hingga prajurit prajuritnya sanggup dibinasakan oleh Tumapel. Ahirnya Ken Arok disambut ramai oleh rakyat Tumapel maupun rakyat Kediri. Ken Arok kemudian dinobatkan menjadi seorang raja dan menggabungkan kerajaan Tumapel dan Kediri. Kerajaan adonan tadi dinamakan kerajaan Singasari. Pusat kerajaan singasari berada di sebelah timur Gunung Arjuna. Kerajaan ini mulai mengalami kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya. Dan pada ketika itu terjadilah asal mula sejarah kerajaan Singasari.
Kehidupan Politik Kerajaan Singasari
Kehidupan politik dalam sejarah kerajaan singasari diketahui berdasarkan raja raja yang pernah memerintah kerajaan tersebut. Di bawah ini terdapat beberapa nama raja yang telah memerintah kerajaan Singasari.
Ken Arok (dari tahun 1222 hingga 1227)
Sejarah kerajaan singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliaulah raja Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Kemunculan Ken Arok sebagai raja pertama kerajaan Singsari tersebut memperlihatkan dinasti gres yaitu Dinasti Girindra atau Girindrawangsa dan Dinasti Rajasa atau Rajasawangsa. Pemerintahan Ken Arok hanya berjalan selama 5 tahun yaitu pada tahun 1222 hingga tahun 1227. Ken Arok terbunuh pada tahun 1227 oleh suruhan Anusapati dan dimakamkan di bangunan Siwa Buddha Kegenengan. Anusapati merupakan anak tiri dari Ken Arok.
Anusapati (dari tahun 1227 hingga 1248)
Raja selanjutnya dalam sejarah kerajaan Singasari adalah raja Anusapati. Tahta kerajaan Singasari diberikan kepada Anusapati sehabis meninggalnya Ken Arok. Pemerintahan Anusapati yang cukup usang tidak terjadi pembaharuan yang dilakukan. Hal tersebut sebab dia terhanyut pada kesenangannya dalam menyabung ayam. Akhirnya kematian Ken Arok terbongkar dan diketahui oleh Tohjoyo yaitu putra Ken Arok dengan Ken Umang. Tohjoyo mengetahui kegemaran dari Anusapati yang suka menyabung ayam. Ia kemudian mengundang Anusapati untuk berpesta sabung ayam di kediamannya yaitu di Gedong Jiwa. Ketika Anusapati sedang asik dengan ayam jagoannya, Tohjoyo menyabut keris Empu Gandring miliknya dan menusukkannya ke badan Anusapati. Raja Anusapati meninggal dan didharmakan pada Candi Kidal.
Tohjoyo (pada tahun 1248)
Raja selanjutnya dalam sejarah kerajaan Singasari adalah raja Tohjoyo. Tahta kerajaan Singasari diberikan kepada Tohjoyo sehabis meninggalnya Anusapati. Masa pemerintahan Tohjoyo tidak berlangsung lama. Hal ini dikarenakan Ranggawuni (anak Anusapati) ingin membalas dendam atas kematian ayahnya. Ranggawuni berhasil menggulingkan pemerintahan Tohjoyo dan menduduki singgasananya atas pertolongan dari Mahesa Cempaka beserta pengikutnya.
Baca juga : Perjanjian Linggarjati, Isi Perjanjian Linggarjati, Dan Hasil Perundingan Linggarjati
Ranggawuni (dari tahun 1248 hingga 1268)
Raja selanjutnya dalam sejarah kerajaan Singasari adalah raja Ranggawuni. Pada tahun 1248, Ranggawuni dinobatkan sebagai raja kerajaan Singasari dan bergelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka. Mahesa Cempaka merupakan anak Mahesa Wongateleng yang mempunyai kedudukan ratu angabhaya dan mempunyai gelar Narasinghamurti. Pada ketika pemerintahan Ranggawuni memperlihatkan imbas baik bagi rakyat yaitu kesejahteraan dan ketentraman. Kemudian Wisnuwardana mengangkat anaknya sebagai raja muda Kertanegara pada tahun 1254. Pengangkatan ini bertujuan untuk mempersiapkannya sebagai raja kerajaan Singasari kelak. Wisnuwardana meninggal pada tahun 1268 serta didharmakan pada Candi Jago atau Jajaghu sebagai Buddha Amogapasa serta di Candi Waleri sebagai Siwa.
Kertanegara (dari tahun 1268 hingga 1292)
Raja terakhir dalam sejarah kerajaan Singasari adalah raja Kertanegara. Kertanegara mempunyai harapan besar yaitu menyatukan seluruh kerajaan yang terdapat di Nusantara. Ia dinobatkan sebagai raja Singasari pada tahun 1268 dan bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam memerintah kerajaan Singasari, ia memberi pertolongan kepada tiga mahamentri yaitu mahamentri i sirikan, mahamentri i hino, dan mahamentri i halu. Ia kemudian melaksanakan pembaharuan pejabat yang kurang terpelajar menjadi gres demi mewujudkan persatuan kerajaan kerajaan Nusantara. Contohnya Patih Raganata diganti oleh Patih Aragani. Kemudian para wide banyak yang dijadikan Bupati Sumenep yang bergelar Aria Wiaraja.
Gagasan dalam sejarah kerajaan Singasari untuk menyatukan Nusantara tersebut berawal dari pulau Jawa kemudian menuju kawasan daerah lain. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim utusan untuk melaksanakan Ekspedisi Pamalayu dikota Melayu. Akhirnya kerajaan Melayu berhasil dikuasai dan ditandai oleh pengiriman Amogapasa ke Dharmasraya. Kertanegara mempunyai tujuan untuk menguasai selat malaka beserta kawasan lain menyerupai Bali, Sunda, Gurun (Maluku), Pahang, dan Bakulapura (Kalimantan Barat). Selain itu Kertanegara juga melaksanakan kekerabatan dengan raja Champa biar kekuasaannya tertahan hingga Kublai Khan dari Dinasti Mongol. Kerajaan Kublai Khan memaksa raja kawasan selatan termasuk Indonesia untuk mengakuinya sebagai tuan. Keputusan itu ditolak oleh Kertanegara dan melukai Mengki selaku utusan Kublai Khan. Perlakukan tersebut menciptakan Kublai Khan murka besar dan mengirim pasukannya ke Jawa.
Jayakatwang memanfaatkan kesempatan ketika pasukan Singasari menghadapi serangan dari Mongol. Jayakatwang (keturunan raja Kediri yang terakhir) melaksanakan serangan pada ketika itu juga. Ia melaksanakan serangan melalui arah utara dengan cara pasukan pancingan dan dari arah selatan dengan cara pasukan inti. Dalam sejarah kerajaan Singasari tidak berhenti begitu saja. Serangan dari arah selatan dipimpin oleh Jayakatwang sendiri. Ia berhasil masuk kedalam istana dan melihat Kertanegara sedang melaksanakan pesta besar dengan pembesar di istana. Akhirnya para pembesar istana besera Kertanegara tewas. Namun menantu Kertanegara (Raden Wijawa) berhasil kabur dan menuju Sumenep untuk meminta proteksi dari bupati Aria Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mengabdi dan memperoleh ampunan dari Jayakatwang atas pertolongan Aria Wiraraja. Bahkan ia diberikan sebidang Tanah Terik (nantinya sebagai asal mula kerajaan Majapahit).
Menurut sejarah kerajaan Singasari, pada tahun 1292 raja Kertanegara gugur dan Jayakatwang berhasil mengusai kerajaan tersebut. Kertanegara didharmakan pada Candi Singasari sebagai Siwa Buddha atau Bairawa. Kemudian diwujudkan sebagai arca Joko Dolog di Taman Simpang, Surabaya.
Baca juga : Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari
Selanjutnya terdapat kehidupan ekonomi dalam sejarah kerajaan Singasari. Kehidupan ekonomi kerajaan Singasari berasal dari gosip negeri asing, sumber prasasti dan analisis para ilmuan. Menurutnya kerajaan Singasari berpusat di sekitar Lembah Sungai Brantas dan rakyatnya banyak mengantungkan hidupnya sebagai seorang petani. Perekonomian tersebut didukung oleh melimpahnya hasil bumi. Dengan begitu Kertanegara banyak memperluas kekuasaannya untuk lintas perdagangan. Bahkan Sungai Brantas dipakai untuk sarana jalur perdagangan dari wilayah wilayah luar. Perkembangan perekonomian dalam kerajaan Singasari juga didukung oleh jalur perdagangan.
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Singasari
Adapula kehidupan sosial budaya dalam sejarah kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari meninggalkan bukti kebudayaan menyerupai patung, prasasti maupun candi. Peninggalan candi di kerajaan Singasari mencakup Candi Singasari, Candi Jago, dan Candi Kidal. Kemudian adapula patung hasil peninggalan kerajaan Singasari menyerupai Patung Ken Dedes yang disebut sebagai Dewi Prajnaparamita (dewi kesuburan) serta Patung Kertanegara disebut sebagai Amoghapasa. Pasang surut yang terjadi dalam rakyat Singasari bermula dari pemerintahan Ken Arok hingga Wisnuwardhana. Ketika pemerintahan Ken Arok, masyarakat hidup dengan makmur dan tentram.
Namun berdasarkan sejarah kerajaan Singasari, pemerintahan Anusapati banyak mengalami pengabaian dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan oleh kegemarannya dalam menyabung ayam, bahkan pembangunan kerajaannya hingga terlupakan. Kehidupan masyarakat kembali membaik ketika pemerintahan Wisnuwardhana. Kemudian Kertangara menciptakan para rakyatnya hidup sejahtera dan aman. Ia juga ingin menyatukan seluruh kerajaan Nusantara dengan naungan Singasari. Semua itu diwujudkan dengan kerja keras dan perjuangan yang tiada henti walaupun pencapaiannya belum sempurna. Kertanegara berhasil menguasai kawasan Bali, Melayu, Jawa, Semenanjung Malaka, Nusa Tenggara, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, dan Madura.
Demikianlah klarifikasi mengenai sejarah kerajaan singasari, baik dalam kehidupan politik, ekonomi maupun sosial budaya. Semoga artikel ini sanggup bermanfaat. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment