Perjanjian renville tersebut lalu dirundingkan dan ditandatangani di kapal USS Renville yang biasanya untuk mengangkut pasukan dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Apakah anda mengetahui bagaimana sejarah perjanjian renville ini? Lalu bagaimana isi perjanjian renville tersebut? Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai sejarah perjanjian renville dan isi perjanjian renville. Untuk lebih jelasnya sanggup anda simak di bawah ini.
Sejarah dan Isi Perjanjian Renville
Dalam sejarah perjanjian renville dijelaskan bahwa pelaksanaan negosiasi diwakili pihak masing masing negara. Untuk pihak Indonesia diwakili oleh Mr. Amir Syarifudin dan pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo. R. Abdulkadir Widjojoatmodjo yaitu salah satu warga Indonesia yang memihak Belanda. Penempatan R. Abdulkadir Widjojoatmodjo tersebut merupakan salah satu siasat dari Belanda. Hal ini lantaran duduk kasus yang terjadi termasuk ke dalam golongan duduk kasus dalam negeri. Dengan begitu tidak sanggup dibawa ke pihak internasional. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ulasan selengkapnya mengenai sejarah perjanjian renville dan isi perjanjian renville.
Baca juga : Proses Masuknya Penjajahan Bangsa Eropa ke Indonesia
Sejarah Perjanjian Renville
Dalam sejarah perjanjian renville ini terdapat klarifikasi lebih lengkap mengapa perjanjian ini dibuat. Perjanjian renville dilakukan dengan tujuan untuk menuntaskan pertikaian yang terjadi antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Perundingan tersebut berawal dari penyerangan pihak Belanda ke Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947 hingga 4 Agustus 1947. Penyerangan tersebut dinamakan Agresi Militer Belanda yang Pertama. Peristiwa penyerangan yang telah dilakukan Belanda terhadap Indonesia menciptakan reaksi keras diluar negeri.
Sejarah perjanjian renville berawal pada tanggal 1 Agustus 1947. Pada tanggal ini Dewan Keamanan PBB melaksanakan perintah supaya kedua belah pihak menghentikan aktivitas tembak menembak. Kemudian Belanda dan Republik Indonesia memberitahukan genjatan serta mengakhiri Agresi Militer yang Pertama pada tanggal 4 Agustus 1947. Pertempuran Agresi Militer yang Pertama disebabkan oleh adanya perselisihan mengenai perbedaan tafsiran dalam perjanjian linggarjati sebelumnya. Pihak Belanda mempunyai tafsiran yang berpedoman pada pidato Ratu Wilhelmina pada 7 Desember 1942. Menurutnya Negara Indonesia akan dibuat menjadi anggota Commonwealth serta menjadi negara federasi. Namun impian dari Belanda tersebut ternyata merugikan pihak Indonesia.
Sejarah perjanjian renville tidak berhenti begitu saja. Pihak Indonesia menolak keras atas impian tersebut. Indonesia melaksanakan penolakan sehari sebelum terjadinya Agresi Militer yang Pertama. Kemudian pada dikala itu juga Belanda sudah tidak mempunyai ikatan dengan perjanjian Linggarjati. Pada tanggal 21 Juli 1947 dicetuskan sebagai Agresi Militer Belanda yang pertama. Kemudian pada tanggal 8 Desember 1947, pihak Belanda dan Indonesia melaksanakan negosiasi di atas kapal Renville yang telah berlabuh disekitar teluk Jakarta. Dalam negosiasi renville ini terdapat beberapa ajuan dari KTN yaitu dibentuknya kawasan kosong militer, menghentikan gerakan tembak menembak sepanjang garis Van Mook dan perjanjian dalam peletakan senjata.
Baca juga : Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sejarah perjanjian renville tersebut berakhir pada tanggal 17 Januari 1948. Pada tanggal tersebut telah diadakan penandatanganan perjanjian renville antara kedua belah pihak. Kemudian pada tanggal 19 Januari 1948, agresi tembak menembak diberhentikan.
Isi Perjanjian Renville
Dalam perjanjian renville terdapat beberapa pokok pikiran yang harus di taati oleh pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Berikut isi perjanjian renville :
- Kedaulatan Belanda akan tetap ada, sehingga terbentuklah Republik Indonesia Serikat atau RIS.
- Republik Indonesia Serikat atau RIS kedudukannya sama dan dejajar dengan Uni Indonesia Belanda.
- Sebelum terbentuknya RIS, kekuasaan Belanda diserahkan sementara ke pihak pemerintahan federal.
- Negara Indonesia akan termasuk kedalam penggalan dari RIS atau Republik Indonesia Serikat.
- Untuk membentuk Konstituante RIS akan diadakan pemilu atau pemilihan umum selama enam bulan hingga satu tahun.
- Untuk tentara yang berada di wilayah Belanda harus berpindah ke wilayah Indonesia.
Berdasarkan sejarah perjanjian renville dan isi perjanjian renville terdapat beberapa efek jelek yang berakibat kepada pemerintahan Indonesia seperti:
- Sebagian wilayah Indonesia telah dikuasai oleh Belanda, sehingga berakibat sempitnya wilayah Republik Indonesia.
- Berakhirnya kabinet Amir Syarifuddin lantaran terjadi reaksi kekerasan serta dianggap menjual Negaranya sendiri ke pihak Belanda.
Baca juga : Perjanjian Linggarjati, Isi Perjanjian Linggarjati, Dan Hasil Perundingan Linggarjati
- Perekonomian Indonesia diblokade oleh pihak Belanda.
- Tentara militer Indonesia yang berada di wilayah gerilya terpaksa di tarik mundur.
- Pembentukan negara Boneka yang bertujuan untuk memecah belah Indonesia menyerupai Negara Sumatera Timur, Negara Borneo Barat, Negara Jawa Timur, dan Negara Madura.
Menurut sejarah perjanjian renville, pembentukan isi perjanjian renville tersebut berlangsung sekitar satu bulan. Pihak Indonesia dan pihak Belanda melaksanakan negosiasi dengan ditengahi oleh pihak KTN. Kemudian terdapat beberapa negara yang diwakili oleh satu orang menyerupai negara Australia diwakili oleh Richard Kirby, negara Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland, negara Indonesia diwakili oleh Amir Syarifuddin, negara Amerika Serikat diwakili oleh Frank Graham, dan negara Belanda diwakili oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo. Perjanjian renville tersebut alhasil banyak merugikan pihak Indonesia. Sehingga terjadilah Agresi Militer Belanda yang Kedua.
Inilah klarifikasi mengenai sejarah perjanjian renville dan isi perjanjian renville. Semoga artikel ini sanggup menambah ilmu anda. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment