Wednesday, August 14, 2019

Asesmen Otentik

Asesmen Otentik Asesmen otentik termasuk nontes, yaitu asesmen yang dilakukan dalam suasana non-threatening, menyerupai yang terjadi pada tes. Bila pada tes terjadi one-time response untuk melihat hasil belajar, maka pada non-tes, asesmen sanggup memantau proses dan hasil belajar. Oleh karenanya, non-tes dilakukan secara terpadu dengan pembelajaran. Orientasi pendidikan kontemporer yang menekankan pembentukan kompetensi memberi peluang sangat luas bagi asesmen non-tes yang bersifat otentik menyerupai asesmen portofolio dan asesmen kinerja.
 yaitu asesmen yang dilakukan dalam suasana non  Asesmen Otentik
Asesmen otentik yaitu asesmen yang secara pribadi bermakna, apa yang diases memang demikian yang bahu-membahu terjadi, dan sanggup terjadi, dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, asesmen otentik mengases kemampuan riil siswa dalam kaitannya dengan kehidupan seharihari. Penggunaan asesmen otentik sangat akrab hubungannya dengan kompetensi. Dalam KTSP dikenal istilah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, nilai
dan perilaku yang tertunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak untuk menuntaskan duduk kasus yang dihadapi. Jelas dari pengertian tersebut bahwa kompetensi tidak bisa diasumsikan telah terbentuk pada diri siswa, melainkan harus benar-benar tertunjukkan dalam suatu unjuk kerja/kinerja. Oleh alasannya yaitu itulah, jenis-jenis tes objektif menyerupai pilihan ganda, benar-salah bukanlah alat yang baik untuk mengukur tingkat kompetensi siswa. Sebaliknya, jenis-jenis asesmen otentik menyerupai asesmen kinerja dan portofolio lebih relevan untuk mengukur kompetensi. Sebagai teladan perbandingan, untuk mengetahui apakah siswa telah mempunyai kompetensi menulis sebuah paragraf deskriptif, misalnya, cara yang sempurna dipakai yaitu dengan meminta siswa menulis sebuah paragraf deskriptif, kemudian hasil karya siswa tersebut diases dengan cara membandingkan kualitas paragraf itu dengan sebuah paragraf standar (benchmark) atau diases dengan sebuah rubrk penilaian (sebuah rubrik penilaian berisi komponenkomponen paragraf deskriptif beserta deskriptornya). Mengetahui kompetensi siswa dalam menulis paragraf tidak sanggup dipakai tes objektif.

Asesmen otentik mengharuskan pembelajaran berpusat pada siswa, bukan pada guru alasannya yaitu pelaku berguru yaitu siswa. Sangatlah tidak sempurna jika guru melaksanakan hal yang semestinya dilakukan oleh siswa. Sebagai contoh, untuk mengenal habitat sungai  (pelajaran IPA), siswa mesti melihat sendiri habitat tersebut, bukan guru yang menceritakan habitat sungai pada siswa. Jika terjadi guru yang menggambarkan sesuatu pada siswa, sementara siswa pasif dan hanya mendengarkan saja klarifikasi guru, maka pembelajaran tersebut tidak riil atau tidek otentik. Bagaimana mengases hasil berguru otentik? Asesmen otentik sangat baik jika dilakukan bersamaan dengan ketika berlangsungnya pembelajaran. Misalnya, pada pembelajaran eksperimen membedah katak (topik pembelajaran mengenal organ badan amphibia), maka asesmen pribadi dilakukan pada ketika eksperimen berlangsung; bukan seminggu sehabis eksperimen, kemudian dilakukan tes objektif ihwal eksperimen tersebut.

Asesmen otentik mempunyai sifat-sifat:
  1. Berbasis kompetensi yaitu asesmen yang bisa memantau kompetensi seseorang;
  2. Individual. Kompetensi tidak sanggup disamaratakan pada semua orang, tetapi bersifat personal. Asesmen otentik sanggup secara pribadi mengukur kemampuan individu;
  3. Berpusat pada siswa, lantaran direncanakan, dilakukan, dan dinilai oleh siswa sendiri; mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan setiap individu, dan juga kekurangannya (untuk bisa dilakukan perbaikan);
  4. Tak terstruktur dan open-ended, dalam arti, percepatan penyelesaian tugastugas otentik tidak bersifat uniformed dan klasikal, juga kinerja yang dihasilkan tidak harus sama antar individu di suatu kelompok/kelas;
  5. Terintegrasi dengan proses pembelajaran, dengan demikian siswa tidak selalu dalam situasi tes (yang seringkali menciptakan tegang); dan
  6. On-going atau berkelanjutan, oleh lantaran itu asesmen harus dilakukan secara pribadi pada ketika proses berguru dan untuk produk berguru yang dihasilkannya. 
Sifat asesmen otentik yang komprehensif ini juga sanggup membentuk unsur-unsur metakognisi dalam diri siswa menyerupai risk-taking, kreatif, membuatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan divergen, tanggungjawab terhadap kiprah dan karya, dan rasa kepemilikan (ownership).

Jenis-jenis asesmen otentik mencakup asesmen kinerja, penilaian diri, esai, projek, dan portofolio. Kegiatan-kegiatan asesmen otentik antara lain presentasi, observasi, diskusi, wawancara, dan lain-lain acara unjuk kerja yang sesuai dengan tuntutan kehidupan sehari-hari. Kegiatan asesmen yang tidak otentik yaitu tes objektif menyerupai pilihan ganda, menghapal materi, dan kegiatan-kegiatan lain yang hanya menuntut siswa secara mekanis dan tidak pribadi terkait dengan kehidupan.
.

No comments:

Post a Comment