Sunday, August 25, 2019

Pengertian Interaksi Sosial Dan Tujuan Interaksi Sosial

Interaksi sosial mempunyai fungsi dan tujuan, interaksi sosial adalah kekerabatan sosial yang dinamis menyangkut kekerabatan antar orang perorang, kelompok-kelompok manusia, dan antara orang perorangan dengan kelompok yang saling memengaruhi dalam kekerabatan timbal balik.
Pengertian Interaksi Sosial. Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau eksekusi dengan memakai suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
Sedangkan berdasarkan Shaw, interaksi sosial yaitu suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang mengatakan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing sikap mensugesti satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interak si sosial sebagai kejadian saling mensugesti satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka membuat suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Makara dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mensugesti individu lain.
Menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) interaksi merupakan suatu kekerabatan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mensugesti individu lain atau sebaliknya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial juga ada dan mungkin ada baiknya kita melihat contoh-contoh interaksi sosial. Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, terjadi interaksi sosial sebab adanya faktor-faktor terjadinya interaksi sosial membuat interaksi sosial sanggup terjadi. 

Tujuan Interaksi Sosial
1. Menjalin Hubungan Persahabatan
2. Menjalin Hubungan usaha. 
3. Mendiskusikan sebuah persoalan 
4. Melakukan kerja sama. 

Proses-Proses Interaksi Sosial
Menurut pendapat Gillin dan Gillin perihal proses interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial insan dibedakan dua bentuk :
1.    Proses sosial asosiatif
Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerjasama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai   berikut :
Proses sosial asosiatif dibedakan tiga :
1)    Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial sebab intinya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama.
Pengertian Kerjasama berdasarkan Roucek dan Warren yaitu bekerja gotong royong untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini adanya pembagian kiprah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Charles Horton Cooley, kerjasama terjadi apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada ketika yang bersamaan mempunyai kesadaran untuk berhubungan dalam mencapai kepentingan-kepentingan mereka
Hal-hal yang mendorong terjadinya kerjasama :

  • Adanya orientasi perorangan terhadap kelompok sendiri.
  • Adanya bahaya dari luar (musuh bersama) yang mengancam ikatan kesetiaan yang secara tradisional telah tertanam dalam kelompok.
  • Adanya rintangan dari luar untuk mencapai impian kelompok yang menjadikan kekecewaan para anggota.
  • Kelompok merasa tersinggung atau dirugikan dalam hal sistem kepercayaan.
  • Mencari laba pribadi.
  • Menolong orang lain.

Jenis-jenis kerjasama yang terdapat dalam masyarakat :

  • Tradition Cooperation (kerjasama tradisional). Kerjasama yang bersifat tradisi atau kebiasaan.
  • Spontanneus Cooperation (kerjasama spontan). Kerjasama yang terbentuk secara tiba-tiba tanpa adanya perintah atau tekanan dari pihak lain.
  • Directed Cooperation (kerjasama langsung). Kerjasama yang terbentuk sebab ada perintah pribadi dari atasan.
  • Contractual Cooperation (kerjasama kontrak). Kerjasama yang terjadi berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian tertentu.
Dalam pelaksanaannya, kerjasama mempunyai 4 bentuk :

  • Bargaining. Yaitu suatu perjanjian mengenai tawar menawar atau pertukaran barang dan jasa antar individu atau antar kelompok.
  • Cooptation. Yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur gres dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari kekacauan.
  • Coalition. Yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuantujuan yang sama.
  • Joint Venture. Kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian laba berdasarkan porsi masing-masing yang disepakati.

2) Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan proses pembiasaan sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok untuk meredakan pertentangan.
Akomodasi mempunyai dua aspek pengertian :

  • Upaya untuk mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian. Makara pengertian ini mengarah kepada prosesnya.
  • Keadaan atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Makara mengarah kepada suatu kondisi berakhirnya pertikaian.

       Akomodasi didahului oleh adanya dua kelompok atau lebih yang saling bertikai. Masing-masing kelompok dengan kemauannya sendiri berusaha untuk berakomodasi menghilangkan gap atau barier yang menjadi pangkal kontradiksi sehingga konfliknya mereda. Sebagai hasil simpulan dari fasilitas ini, idealnya akan menjadi asimilasi diantara kelompok-kelompok yang bertikai tadi.

Tujuan-tujuan melaksanakan fasilitas yaitu :

  • Mengurangi terjadinya peselisihan kelompok-kelompok yang berselisih
  • Mencegah sementara meluasnya atau meledaknya perselisihan.
  • Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok yang terpisah.
  • Usaha peleburan bagi kelompok-kelompok yang terpisah.

3) Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan, sehingga masing-masing pihak mencicipi adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Asimilasi akan terjadi apabila :

  • ada perbedaan kebudayaan antara kedua belah pihak.
  • ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
  • ada proses saling menyesuaikan.

Beberapa faktor yang sanggup mempermudah terjadinya asimilasi yaitu sebagai   berikut :

  • Sikap dan kesediaan saling bertoleransi.
  • Sikap menghargai orang absurd dan kebudayaannya.
  • Adanya kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.
  • Keterbukaan golongan penguasa.
  • Adanya kesamaan dalam banyak sekali unsur budaya.
  • Perkawinan campuran.
  • Adanya musuh bersama dari luar.

Beberapa faktor yang menghambat asimilasi, antara lain :

  • Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok.
  • Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain.
  • Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain.
  • Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu.
  • Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah.
  • Adanya perasaan in-group yang kuat.
  • Adanya diskriminasi.
  • Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok.

4)  Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) merupakan proses sosial yang timbul tanggapan suatu kebudayaan mendapatkan unsur-unsur dari suatu kebudayaan absurd tanpa menimbulkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

2.  Interaksi Sosial Disosiatif
nteraksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi yang menghasilkan sebuah perpecahan.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai  berikut :

  • Persaingan yaitu suatu usaha yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu biar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan bahaya atau benturan fisik. Konsepsi tersebut merupakan definisi persaingan dalam arti persaingan yang “sehat”, dengan pola main yang wajar. Dalam kenyataan masyarakat, terutama dalam bidang bisnis dan politik, sering kita temukan pola persaingan bebas yang “tidak sehat” dengan menghalalkan segala cara demi tercapainya kemenangan.
  • Kontravensi. Kontravensi yaitu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan kontradiksi atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok maupun terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut sanggup bermetamorfosis kebencian, tetapi tidak hingga menjadi kontradiksi atau konflik.

Adapun bentuk-bentuk konflik atau pertentangan, antara lain :

  • Konflik pribadi, yaitu konflik antar individu ditandai dengan rasa saling benci terhadap pihak lawan.
  • Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi sebab adanya perbedaan ciri-ciri fisik kebudayaan. Misalnya, kontradiksi antara ras kulit putih dan ras kulit gelap (negro).
  • Konflik antar kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi sebab adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial. Misalnya, konflik antara majikan dan buruh.
  • Konflik internasional, kontradiksi yang terjadi tanggapan perbedaan kepentingan antar negara yang balasannya menyangkut kedaulatan negara.

Akibat yang timbul dari suatu kontradiksi (konflik), antara lain :

  • Bertambahnya solidaritas kelompok
  • Berubahnya sikap atau kepribadian, baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif maupun negatif
  • Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok
  • Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda bila terjadi benturan fisik
  • Terjadinya perundingan diantara pihak-pihak yang bertikai.
  • Timbulnya dominasi oleh alah satu pihak terhadap pihak lain.

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi konflik, antara lain sebagai berikut :

  • Kompromi, yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah. Mereka saling memberi dan mendapatkan kebijakan tertentu tanpa adanya paksaan. 
  • Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak.
  • Konversi, salah satu pihak bersedia menyerah dan mau mendapatkan pendirian pihak lain.
  • Coersion, yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan.
  • Mediasi, yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan berfungsi sebagai penasihat.
  • Arbitrase, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertikai.
  • Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu perundingan biar diperoleh persetujuan bersama.
  • Ajudikasi, yaitu penyelesaian suatu konflik di pengadilan.
  • Segregasi, yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara pihak-pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi ketegangan dan menghilangkan konflik.
  • Genjatan senjata, yaitu penanggulangan konflik untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggarakannya upaya-upaya penyelesaian konflik.
Sekian artikel tentang Pengertian Interaksi Sosial dan Tujuan Interaksi Sosial semoga bermanfaat 

No comments:

Post a Comment