Thursday, October 24, 2019

22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab Dan Prasasti)

22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti) - Kerajaan Kediri sanggup disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri. Kerajaan Kediri terdapat di kota Daha dan didirikan pada tahun 1042 hingga 1222. Wilayah ini kini lebih dikenal sebagai wilayah Kediri, Jawa Timur. Seperti halnya kerajaan di Indonesia pada umumnya, kerajaan ini juga mempunyai beberapa peninggalan sejarah kerajaan Kediri. Lalu apa saja bentuk peninggalan kerajaan Kediri? Adapun bentuk peninggalan Kediri sanggup berupa candi, kitab kitab maupun prasasti.

Salah satu bentuk peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ialah kitab populer yang berjulukan kitab Kresnayana. Kemudian adapula prasasti peninggalan kediri yang cukup populer yaitu prasasti jaring. Untuk kategori peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berbentuk candi sanggup berupa candi penataran yang terkenal. Dalam pembahasan kali ini saya akan membagikan beberapa peninggalan Kerajaan Kediri, baik berupa candi, kitab kitab maupun prasasti. Untuk lebih jelasnya sanggup anda simak di bawah ini.

22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)

Kerajaan Kediri berdasarkan sejarah mempunyai ibu kota yaitu Daha dengan bahasa Sanskrit dan Jawa Kuno didalamnya. Selain itu perkembangan agama dalam kerajaan tersebut terdiri dari agama Hindu, kejawen, Budha dan animisme. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa peninggalan Kerajaan Kediri sanggup berbentuk candi, kitab kitab ataupun prasasti. Penemuan peninggalan Kediri ini tentunya berada di beberapa wilayah. Pada masa kerajaan Kediri terdapat bentuk pemerintahan monarki. Kerajaan ini menggunakan mata uang menyerupai perak lokal maupun keping emas. Adapun beberapa bentuk peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu meliputi:
Baca juga : Pengertian Peradaban Menurut Para Ahli Beserta Ciri-Cirinya (Lengkap)

Candi Peninggalan Kerajaan Kediri

Bentuk peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama ialah candi. Candi peninggalan Kediri ini terbagi menjadi beberapa macam dan ditempatkan di beberapa wilayah yang berbeda. Adapun beberapa nama candi peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu diantaranya:

Candi Gurah
 Kerajaan Kediri sanggup disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Gurah
Candi peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama ialah candi gurah. Peninggalan Kediri ini berada di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur. Ukuran dari candi gurah ialah 9 x 9 m. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri menyerupai candi gurah tersebut cukup erat dengan candi peninggalan dari Kerajaan Kediri yang lain. Penemuan candi Gurah terletak di lahan Bapak Said pada tahun 1957. Namun pada ketika itu juga ditemukan beberapa arca dan bangunan lainnya.

Candi Penataran
 Kerajaan Kediri sanggup disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Penataran
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah candi Penataran. Peninggalan Kediri ini berada di sebelah utara kota Blitar atau di lereng Gunung Kelud arah barat daya. Di Jawa Timur terdapat candi terbesar dan terindah berjulukan candi Penataran ini. Selain itu adapula beberapa prasasti yang terdapat disekitar bangunan pada Candi Penataran tersebut. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri diperkiranan telah dibangun pada kala ke 12 - 14 Masehi berdasarkan pendapat para peneliti. Pembuatan candi tersebut sudah ada semenjak masa pemerintahan Raja Wikramawardhana yakni Raja Srengga. Candi Penataran mempunyai struktur bangunan watu andesit berupa teras berundak.

Peninggalan Kerajaan Kediri yang berupa candi Penataran tersebut mempunyai corak Hindu. Di kala itu Raja Hayam Wuruk pernah mengunjungi candi Penataran sebagai candi suci dalam melakukan pemujaan Siwa ke Hayang Acalapan sebagai Girindra. Candi Penataran disebut juga Candi Palah. Di sekitar komplek candi peninggalan Kediri ini terdapat satu buah prasasti Palah yang dibangun pada tahun 1194. Pembangunan ini dilakukan tahun 1190 - 1200 pada masa pemerintahan Kediri. Karena adanya prasasti Palah inilah yang menciptakan Candi Penataran mempunyai nama lain yakni Candi Palah.
Baca juga : Nama Nama Presiden dan Wapres Indonesia Beserta Masa Jabatannya
Candi Tondowongso
 Kerajaan Kediri sanggup disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Tondowongso
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah candi Tondowongso. Peninggalan Kediri ini penemuannya di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur pada tahun 2007. Candi Trondowongso mempunyai bentuk dan gaya arca yang pembangunannya semenjak kala ke 9 berdasarkan penelitian yang dilakukan. Pada kala tersebut dikenal sebagai masa perpindahan awal pada sentra poliik Jawa Tengah menuju Jawa Timur. Namun pihak pemerintah belum memperhatikan candi peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini sehingga terlihat masih memprihatinkan.

Candi Mirigambar
 Kerajaan Kediri sanggup disebut sebagai kerajaan Panjalu atau kerajaan Kadiri 22 Peninggalan Kerajaan Kediri (Candi, Kitab dan Prasasti)
Gambar Candi Mirigambar
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah candi Mirigambar. Peninggalan Kediri ini penemuannya di lapangan Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur. Menurut asumsi para ahli, candi peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini telah ada semenjak tahun 1214 - 1310 Saka. Candi Mirigambar mempunyai struktur bangunan yang berasal dari watu bata merah. Kemudian pada tahun 1965, candi ini telah menerima pertolongan dari petinggi desa Mirigambar sehingga masih sanggup dikunjungi hingga sekarang.

Candi Tuban
Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah candi Tuban. Peninggalan Kediri ini hanya tinggal pondasi saja sehingga keadaannya berkebalikan dengan Candi Mirigambar. Bahkan peninggalan sejarah Kerajaan Kediri menyerupai candi Tuban tersebut telah di timbun dalam tanam alasannya ialah pembangunannya tidak sanggup dilakukan. Candi Tuban sendiri terletak 500 meter dari lokasi Candi Mirigambar.

Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri

Bentuk peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah kitab. Kitab peninggalan Kediri ini terbagi menjadi beberapa macam dan ditempatkan di beberapa wilayah yang berbeda. Adapun beberapa nama kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu diantaranya:

Kitab Kresnayana
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama ialah kitab Kresnayana. Pengarang dari kitab Kresnayana ialah Empu Triguna. Kitab peninggalan Kediri tersebut berisi biografi Kresna alasannya ialah keikhlasannya dalam menolong orang lain, dimana anak tersebut mempunyai kekuatan luar biasa. Pada masa itu Kresna ialah anak yang banyak disukai oleh rakyat. Kemudian kisahnya diceritakan dengan lengkap hingga menikahi Dewi Rikmin.

Kitab Gatotkacasraya
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah kitab Gatotkacasraya. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini ialah Mpu Panuluh. Isi dari kitab Gatotkacasraya berupa kisah satria yang menyatukan putra Arjuna (Abimanyu) dengan Siti Sundhari. Pahlawan tersebut berjulukan Gatotkaca.

Kitab Bharatayudha
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah kitab Bharatayudha. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini ialah Mpu Sedah di bab awal dongeng serta Mpu Panuluh dibagian dongeng selanjutnya. Menurut asumsi kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri tersebut telah ada semenjak tahun 1079 Saka atau pada tanggal 6 November 1157 Masehi. Penulisan dari kitab Bharatayudha ini dilakukan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya. Kitab Bharatayudha berisi usaha penaklukan Panjalu yang dilakukan oleh Jayabaya dan Raja Jenggala.

Kitab Sumarasantaka
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah kitab Sumarasantaka. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini ialah Empu Monaguna. Isi dari kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ialah kutukan harini. Kutukan Harini ialah kisah seorang bidadari berjulukan Harini yang menciptakan kesalahan dan lalu dikutuk menjadi insan sehingga sambil menunggu kutukan itu hilang sendirinya, Harini sementara harus tinggal di bumi.

Kitab Smaradahana
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah kitab Smaradahana. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini ialah Mpu Dharmadja. Kitab Smaradahana ialah kitab sastra Jawa Kuno yang berisi kisah Batara Kamajaya yang terbakar. Dalam kitab Smaradahana juga terdapat dongeng sepasang kekasih yang secara ghaib hilang datang tiba yakni Dewa Kama dan Dewi Ratih akhir terkena api dari mata ketiga Dewa Syiwa.
Baca juga : Organisasi Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
Kitab Hariwangsa
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah kitab Hariwangsa. Pengarang kitab peninggalan Kediri ini ialah Mpu Panuluh. Hariwangsa sendiri mempunyai arti garis keturunan atau silsilah dari sang Hari atau keturunan Wisnu. Tetapi kitab ini mempunyai nama Hariwangsa yang sebagian orang menganggapnya kurang cocok. Hal ini dikarenakan didalamnya terdapat sebagian kecil dari ceritanya. Pembuatan dari kitab peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini dilakukan pada tahun 1135 - 1157 Masehi atau pada masa pemimpinan Prabu Jayabaya. 

Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri

Peninggalan Kerajaan Kediri tidak hanya berbentuk candi maupun kitab kitab saja. Melainkan masih ada bentuk peninggalan Kediri lainnya yaitu berupa prasasti. Adapun beberapa prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yaitu meliputi:

Prasasti Jaring
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama ialah prasasti Jaring. Ukuran prasasti peninggalan Kediri ini sekitar 166 cm x 86 cm x 67 cm. Penemuan prasasti Jaring terletak di Jaring, Kembangarum, Sutojayan, Blitar, Jawa Timur atau di Lodaya daerah Blitar Selatan. Penemuan prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini dilakukan oleh Thomas Raffles. Didalam prasasti terdapat goresan pena menggunakan bahasa Jawa Kuno. Menurut asumsi pembuatan dari prasasti Jaring sendiri dilakukan pada tanggal 19 November 1181. Isi dari prasasti Jaring ialah pengabulan dari impian para penduduk di dukuh Jaring. Selain itu juga berisi gelar atau sebutan para pemimpin di Kerajaan Kediri yang menggunakan nama binatang menyerupai Lembu Agra, Menjangan Puguh maupun Macan Kuning.

Prasasti Kamulan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti kamulan. Didalam prasasti peninggalan Kediri ini terdapat kisah dongeng pada hari Rabu Kliwon, 31 Agustus 1194 dalam pendirian Kabupaten Trenggalek. Prasasti Kamulan merupakan prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yang sudah ada semenjak masa pemerintahan Raja Kertajaya tahun 1119 Masehi. Penemuan prasasti Kamulan berada di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Ukiran dalam prasasti Kamulan masih terlihat terang meski usianya sudah renta alasannya ialah terlindung oleh Pendopo.

Prasasti Galunggung
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti Galunggung. Prasasti peninggalan Kediri ini mempunyai goresan yang menggunakan abjad Jawa Kuno. Ukuran dari prasasti galunggung ialah 160 cm x 80 cm x 75 cm. Penemuan prasasti sejarah Kerajaan Kediri tersebut terletak di Rejotangan, Tulung Agung, Jawa Timur. Tetapi di banyak sekali sisi prasasti terdapat goresan pena yang tidak terang alasannya ialah usia sehingga sulit di baca.

Prasasti Talan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti Talan. Pembuatan Prasasti Talan diperkirakan sudah ada semenjak tahun 1136 Masehi atau 1058 Saka. Penemuan dari peninggalan Kediri tersebut terletak di Desa Gurit, Blitar, Jawa Timur. Isi dari prasasti Talan ialah kisah Desa Talan yang masuk ke daerah bebas pajak di Wilayah Panumbang. Prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini lebih indah alasannya ialah pahatan Garudhamukalanca yang terdapat didalamnya. Pahatan Garudhamukalanca ialah pahatan insan bertubuh kepala Garuda dengan sayapnya.

Prasasti Panumbangan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti Panumbangan. Pembuatan prasasti peninggalan Kediri ini dilakukan pada masa pemerintahan dari Maharaja Bameswara atau lebih tepatnya pada tanggal 2 Agustus 1120. Isi dari prasasri Panumbangan yakni pada masa itu Desa Panumbangan yang ditetapkan sebagai desa bebas pajak.

Prasasti Ngantang
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti Ngantang. Penemuan prasasti peninggalan Kediri ini berada di Desa Ngantang, Malang, Jawa Timur dan tersimpan di Museum Nasional sekarang. Menurut asumsi pembuatan prasasti Nguntang dilakukan pada tahun 1057 Saka atau tahun 1135 Masehi. Dalam prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri tersebut berisi Desa Ngantang yang diberikan tanah bebas dari Jayabaya alasannya ialah mengabdikan dirinya kepada Kerajaan Kediri.

Prasasti Kertoyoso
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti Kertoyoso. Penemuan prasasti peninggalan Kediri ini berisi pemerintahan Raja Kamesywara pada tahun 1180 - 1190 dengan pemikiran keagamaannya.

Prasasti Padelegan
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti padelegan. Ukuran prasasti peninggalan Kediri ini ialah tebal 18 cm, lebar atas 81 cm, puncak kurawal 145 cm dan lebar bawah 70 cm. Bahasa yang dipakai dalam prasasti Padelegan ialah bahasa Jawa Kuno. Diperkiraan prasasti peninggalan sejarah Kerajaan Kediri ini dibentuk pada tahun 1038 Saka atau lebih tepatnya tanggal 11 Januari 1117 Masehi. Pembuatan prasasti Padelegan ditujukan sebagai kebaktian Desa Padelegan dimasa itu kepada pemerintahan Raja Kamesywara.

Prasasti Ceker
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti ceker. Pembuatan prasasti ceker merupakan wujud penghargaan dari Kerajaan Kediri alasannya ialah masyarakat Desa Ceker telah setia mengabdi.

Prasasti Sirah Keting
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya ialah prasasti Sirah Keting. Peninggalan Kediri ini berisi dedikasi kepada Kerajaan Kediri yang dilakukan oleh warga Desa Sirah Keting. Untuk itu pemimpin Kediri, Raja Jayawarsa menunjukkan tanah kepada desa Sirah Keting.

Sekian klarifikasi mengenai beberapa peninggalan Kerajaan Kediri. Peninggalan Kediri tersebut sanggup berupa candi, kitab kitab dan juga prasasti. Semoga artikel ini sanggup menambah wawasan anda dan terima kasih telah membaca.

No comments:

Post a Comment