Wednesday, August 14, 2019

Sosialisasi

Sosialisasi. Pada awalnya ada dugaan besar lengan berkuasa bahwa anak yang dilahirkan didunia, merupakan makhluk yang sama sekali bersih. Manusia yang ada sekitarnya akan membentuk anak tadi seperti bagaikan kertas putih higienis yang kemudian ditulisi kata dan kalimat. Hal ini menerangkan bahwa individu yang lahir di dunia niscaya mengalami proses sosialisasi. Secara luas sosialisasi sanggup diartikan sebagai suatu proses dimana warga masyarakat di didik untuk mengenal, memahami, mentatati dan menghargai norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (Soerjono, 1982: 140).

Menurut David A. Goslin, sosialisasi yaitu proses berguru yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan norma-norma biar ia sanggup berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.(Ihromi, 2004: 30).

Sosialisasi yaitu sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan hukum dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
 Pada awalnya ada dugaan besar lengan berkuasa bahwa anak yang dilahirkan didunia  Sosialisasi


Jenis Sosialisasi
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu daerah tinggal dan daerah bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, gotong royong menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
  1. Sosialisasi primer. Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan berguru menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung ketika anak berusia 1-5 tahun atau ketika anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara sedikit demi sedikit beliau mulai bisa membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, tugas orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting alasannya seorang anak melaksanakan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
  2. Sosialisasi sekunder. Sosialisasi sekunder yaitu suatu proses sosialisasi lanjutan sesudah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya yaitu resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. Setiap kelompok masyarakat memiliki standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan sobat atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut yaitu sebagai berikut.
  3. Formal Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam negara, ibarat pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
  4. Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, ibarat antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Sumber Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

No comments:

Post a Comment