Bakteri Listeria. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr. H. M. Subuh, MPPM, berikut Bakteri Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) diklasifikasikan sebagai basil gram-positif, dan bergerak memakai flagella. Penelitian menunjukkan bahwa 1-10% insan mungkin mempunyai L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini juga telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik binatang piaraan maupun binatang liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang.
Bakteri ini terdistribusi luas dilingkungan, sanggup ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibentuk dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya ibarat feses ternak, jelas dr. Subuh.
Baca Juga Virus Zika
Sebagai basil yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan sanggup tetap tumbuh pada suhu 4oC, khususnya pada masakan yang disimpan di lemari pendingin. Bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm, yakni terbentuknya lapisan lendir pada permukaan makanan.
Listeria monocytogenes yaitu suatu basil yang sanggup mengakibatkan abses serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan badan yang lemah. Orang sehat juga sanggup terinfeksi basil Listeria, dengan tanda-tanda jangka pendek yang muncul ibarat demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh basil L. monocytogenes. Infeksi Listeria sanggup mengakibatkan keguguran pada perempuan hamil, ujar dr. Subuh. monocytogenes merupakan salah satu penyebab penyakit yang serius dengan tingkat kematian sekitar 20-30 persen. Tingkat maut di antara bayi yang gres lahir yang terinfeksi L. monocytogenes yaitu 25-50 persen.
Baca Juga Virus MERS
Di Spanyol, masalah listeriosis pada insan jarang terjadi, sekitar 1 masalah per 100.000 penduduk. Tahun 1981 di Kanada, pernah terjadi wabah listeriosis yang mengakibatkan maut beberapa domba akhir memakan kubis yang terkotori L. monocytogenes. Dua tahun kemudian, lebih kurang 14 orang meninggal dunia dari sejumlah 49 orang yang dirawat di rumah sakit di Massachusetts dengan tanda-tanda klinis berupa septikemia dan meningitis lantaran mengkonsumsi susu pasteurisasi yang terkontaminasi. Tahun 1985, terjadi wabah listeriosis di Los Angeles dan California. Dilaporkan sejumlah 29 orang meninggal akhir mengkonsumsi keju yang terkontaminasi. Selanjutnya, antara tahun 1991-2002 di Eropa juga pernah dilaporkan 19 masalah listeriosis invasif. Kasus Listeriosis juga dilaporkan 9 negara lainnya dengan total wabah listeriosis sebanyak 526 kasus. Sejak tahun 1998, Perancis telah menyebarkan sistem untuk melakukan acara monitoring listeriosis pada insan dan dilakukan pemeriksaan pada sumber foodborne listeriosis.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa telah terjadi sekitar 1600 masalah dengan 260 maut lantaran listeriosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Data tahun 2013 menyebutkan bahwa rata-rata insiden listeriosis di Amerika Serikat setiap tahunnya yaitu 0,26 masalah per 100.000 penduduk. Trend insiden listeriosis dibandingkan dengan 1996-1998, insiden listeriosis telah menurun sekitar 42% tahun 2012. Wabah listeriosis terbesar dalam sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1 keguguran pada penduduk di 28 negara potongan yang mana wabah dikaitkan dengan konsumsi blewah dari sebuah pertanian.
Gejala Listeriosis Gejala Listeriosis sanggup muncul kapan saja antara 3-70 hari pasca abses basil Listeria, rata-rata biasanya sekitar 21 hari. Gejala umumnya, yaitu demam, nyeri otot, disertai mual atau diare (kurang umum). Jika abses menyebar ke sistem saraf sentra (SSP), tanda-tanda sanggup meliputi sakit kepala, kaku pada leher, bingung, kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang.
Bagi mereka yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah, basil Listeria sanggup menyerang sistem saraf sentra dan mengakibatkan meningitis atau abses otak, tutur dr. Subuh. Pada perempuan hamil yang terinfeksi, muncul tanda-tanda ibarat flu ringan. Namun, abses selama kehamilan sanggup mengakibatkan keguguran, abses pada bayi yang gres lahir, atau bayi lahir mati. Gejala juga biasanya muncul pada bayi gres lahir di ahad pertama kehidupan, tetapi juga sanggup terjadi di lalu hari. Gejala pada bayi gres lahir sering tidak terlihat, namun sanggup berupa tanda ibarat lekas marah, demam, dan tidak mau makan.
Sumber penularan L. monocytogenes sanggup terjadi pada beberapa aspek mulai dari pemilihan makanan, pengolahan, sampai penyajian. Pada pemilihan masakan penularan biasanya terjadi pada produk ibarat susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Pada ketika pengolahan makanan, juga sanggup terjadi penularan jikalau memakai alat masak yang telah terkotori L. monocytogenes.
Selain itu, bayi sanggup lahir dengan Listeria jikalau ibu hamil memakan masakan yang terkotori basil selama kehamilan, ujar dr. Subuh. Populasi yang rentan terinfeksi listeriosis, yaitu perempuan hamil atau janin dalam kandungan; abses perinatal yaitu sesaat sebelum dan setelah kelahiran; neonatal yaitu setelah kelahiran; orang yang system kekebalannya lemah lantaran perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan setelah pencangkokan potongan tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh); orang dengan HIV-AIDS (ODHA); pasien kanker, terutama pasien leukemia; serta beberapa dilaporkan meskipun jarang pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati (cirrhotic), asma, dan radang kronis pada usus besar (ulcerative colitis); orang-orang renta (status imun mulai menurun); beberapa laporan menunjukkan bahwa orang normal yang sehat juga sanggup menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh.
Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, menunjukkan bahwa orang sehat sanggup terjangkit penyakit ini, terutama bila masakan terkotori organisme ini dalam jumlah besar, imbuh dr. Subuh.
Diagnosis dan Pencegahan Listeriosis hanya sanggup didiagnosis secara niscaya dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang belakang, atau kotoran (sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). Untuk pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan biar terhindar dari abses basil Listeria, yaitu:
Sumber:
http://www.depkes.go.id
Bakteri ini terdistribusi luas dilingkungan, sanggup ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibentuk dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya ibarat feses ternak, jelas dr. Subuh.
Baca Juga Virus Zika
Sebagai basil yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan sanggup tetap tumbuh pada suhu 4oC, khususnya pada masakan yang disimpan di lemari pendingin. Bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm, yakni terbentuknya lapisan lendir pada permukaan makanan.
Listeria monocytogenes yaitu suatu basil yang sanggup mengakibatkan abses serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan badan yang lemah. Orang sehat juga sanggup terinfeksi basil Listeria, dengan tanda-tanda jangka pendek yang muncul ibarat demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh basil L. monocytogenes. Infeksi Listeria sanggup mengakibatkan keguguran pada perempuan hamil, ujar dr. Subuh. monocytogenes merupakan salah satu penyebab penyakit yang serius dengan tingkat kematian sekitar 20-30 persen. Tingkat maut di antara bayi yang gres lahir yang terinfeksi L. monocytogenes yaitu 25-50 persen.
Baca Juga Virus MERS
Di Spanyol, masalah listeriosis pada insan jarang terjadi, sekitar 1 masalah per 100.000 penduduk. Tahun 1981 di Kanada, pernah terjadi wabah listeriosis yang mengakibatkan maut beberapa domba akhir memakan kubis yang terkotori L. monocytogenes. Dua tahun kemudian, lebih kurang 14 orang meninggal dunia dari sejumlah 49 orang yang dirawat di rumah sakit di Massachusetts dengan tanda-tanda klinis berupa septikemia dan meningitis lantaran mengkonsumsi susu pasteurisasi yang terkontaminasi. Tahun 1985, terjadi wabah listeriosis di Los Angeles dan California. Dilaporkan sejumlah 29 orang meninggal akhir mengkonsumsi keju yang terkontaminasi. Selanjutnya, antara tahun 1991-2002 di Eropa juga pernah dilaporkan 19 masalah listeriosis invasif. Kasus Listeriosis juga dilaporkan 9 negara lainnya dengan total wabah listeriosis sebanyak 526 kasus. Sejak tahun 1998, Perancis telah menyebarkan sistem untuk melakukan acara monitoring listeriosis pada insan dan dilakukan pemeriksaan pada sumber foodborne listeriosis.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa telah terjadi sekitar 1600 masalah dengan 260 maut lantaran listeriosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Data tahun 2013 menyebutkan bahwa rata-rata insiden listeriosis di Amerika Serikat setiap tahunnya yaitu 0,26 masalah per 100.000 penduduk. Trend insiden listeriosis dibandingkan dengan 1996-1998, insiden listeriosis telah menurun sekitar 42% tahun 2012. Wabah listeriosis terbesar dalam sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1 keguguran pada penduduk di 28 negara potongan yang mana wabah dikaitkan dengan konsumsi blewah dari sebuah pertanian.
Gejala Listeriosis Gejala Listeriosis sanggup muncul kapan saja antara 3-70 hari pasca abses basil Listeria, rata-rata biasanya sekitar 21 hari. Gejala umumnya, yaitu demam, nyeri otot, disertai mual atau diare (kurang umum). Jika abses menyebar ke sistem saraf sentra (SSP), tanda-tanda sanggup meliputi sakit kepala, kaku pada leher, bingung, kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang.
Bagi mereka yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah, basil Listeria sanggup menyerang sistem saraf sentra dan mengakibatkan meningitis atau abses otak, tutur dr. Subuh. Pada perempuan hamil yang terinfeksi, muncul tanda-tanda ibarat flu ringan. Namun, abses selama kehamilan sanggup mengakibatkan keguguran, abses pada bayi yang gres lahir, atau bayi lahir mati. Gejala juga biasanya muncul pada bayi gres lahir di ahad pertama kehidupan, tetapi juga sanggup terjadi di lalu hari. Gejala pada bayi gres lahir sering tidak terlihat, namun sanggup berupa tanda ibarat lekas marah, demam, dan tidak mau makan.
Sumber penularan L. monocytogenes sanggup terjadi pada beberapa aspek mulai dari pemilihan makanan, pengolahan, sampai penyajian. Pada pemilihan masakan penularan biasanya terjadi pada produk ibarat susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Pada ketika pengolahan makanan, juga sanggup terjadi penularan jikalau memakai alat masak yang telah terkotori L. monocytogenes.
Selain itu, bayi sanggup lahir dengan Listeria jikalau ibu hamil memakan masakan yang terkotori basil selama kehamilan, ujar dr. Subuh. Populasi yang rentan terinfeksi listeriosis, yaitu perempuan hamil atau janin dalam kandungan; abses perinatal yaitu sesaat sebelum dan setelah kelahiran; neonatal yaitu setelah kelahiran; orang yang system kekebalannya lemah lantaran perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan setelah pencangkokan potongan tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh); orang dengan HIV-AIDS (ODHA); pasien kanker, terutama pasien leukemia; serta beberapa dilaporkan meskipun jarang pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati (cirrhotic), asma, dan radang kronis pada usus besar (ulcerative colitis); orang-orang renta (status imun mulai menurun); beberapa laporan menunjukkan bahwa orang normal yang sehat juga sanggup menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh.
Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, menunjukkan bahwa orang sehat sanggup terjangkit penyakit ini, terutama bila masakan terkotori organisme ini dalam jumlah besar, imbuh dr. Subuh.
Diagnosis dan Pencegahan Listeriosis hanya sanggup didiagnosis secara niscaya dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang belakang, atau kotoran (sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). Untuk pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan biar terhindar dari abses basil Listeria, yaitu:
- Bilas materi mentah dengan air mengalir, ibarat buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jikalau hasil tersebut sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu;
- Menggosok produk hasil pertanian, ibarat melon dan mentimun, dengan memakai sikat higienis sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain higienis atau kertas;
- Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, masakan matang, dan masakan siap-saji;
- Cuci peralatan masak, berupa alat atau ganjal pemotong, yang telah dipakai untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum dipakai pada produk masakan lainnya; serta
- Cuci tangan memakai sabun sebelum mengolah makanan, dan ketika akan makan.
Sumber:
http://www.depkes.go.id
No comments:
Post a Comment