Banyak yang bilang, jodoh itu misteri, penuh teka-teki. Karena tidak bisa diterka inilah yang kadang membuat orang merasa gelisah dan gundah ketika memikirkan jodohnya. Tidak sedikit yang khawatir salah pilih atau malah tidak ada yang memilih. Hal ini masuk akal saja lantaran jodoh itu tidak bisa ditebak, dengan siapa nantinya akan bersanding. Yang sudah dipertemukan saja seringkali merasa gundah dengan pilihannya apalagi yang belum dipertemukan sementara usia semakin hari semakin bertambah. Dalam hati pastinya sering bertanya-tanya Ya Allah, masih adakah jodoh untukku ? kemudian siapakah jodohku ? Yang niscaya dia yaitu sosok terbaik berdasarkan Allah. Baik, bila hal itu dimaknai sebagai motivasi lantaran sosoknya yang mempesona dari segi agama dan akhlaknya. Tentunya balasan atas pertanyaan siapa ini kembali kepada diri kita masing-masing, seberapa sungguh-sungguh diri kita untuk memperbaiki diri semoga layak bersanding dengan dia yang baik agama dan akhlaknya itu.
Nah, semoga tidak gundah berkepanjangan, lebih baik sholat istikharah yuk. Mohon petunjuk dan mudah-mudahan dijawab oleh Allah.
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kau menyukai sesuatu, padahal ia amat jelek bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kau tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)Pengertian shalat istikharah
Shalat Istikharah yaitu shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah semoga dipilihkan diantara beberapa pilihan yang paling baik untuk dilaksanakan. Manusia yaitu makhluk yang lemah dan sangat butuh pinjaman Allah dalam setiap urusannya. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki, insan tidak akan mengetahui kasus yang ghaib. Ia juga tidak mengetahui manakah insiden yang baik dan jelek pada masa yang akan datang. Seorang muslim sangat yakin dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa yang mengatur segala urusan yaitu Allah Ta’ala. Dialah yang mentakdirkan dan menentukan segala sesuatu sesuai yang Dia kehendaki pada hamba-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (68) وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (69) وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ – القصص : 68 – 70
“Dan Rabbmu membuat apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kau dikembalikan” [QS. al-Qashash: 68-70].Dasar aturan shalat istikharah
Tuntunan shalat istikharah didasarkan pada hadits sahih yang bersumber dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah r.a. Dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap kasus atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Qur’an. Beliau berkata: “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. [HR. al-Bukhari].Berdasarkan hadits di atas, al-‘Allamah al-Qurthubi rahimahullah mengatakan bahwa “sebagian ulama menjelaskan: tidak sepantasnya bagi orang yang ingin menjalankan di antara urusan dunianya hingga ia meminta pada Allah pilihan dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikharah. Jadi, shalat istikharah yaitu salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh seorang muslim setiap akan melaksanakan suatu urusan.
Namun demikian, para ulama bersepakat bahwa shalat istikharah bukan termasuk amalan wajib (fardlu), melainkan dianjurkan (mustahab/sunnah). Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW tersebut di atas yang berbunyi: “maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib”. Selain itu, pendapat ini juga didasarkan pada balasan Rasulullah SAW ketika seorang laki-laki bertanya perihal Islam. Beliau SAW menjawab: “shalat lima waktu sehari semalam”. Lalu ia tanyakan pada Nabi SAW:
هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ « لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ »
“Apakah saya mempunyai kewajiban shalat lainnya?” Nabi SAW pun menjawab: “Tidak ada, kecuali bila engkau ingin menambah dengan shalat sunnah” [HR. Bukhari dan Muslim].Waktu shalat istikharah
Shalat istikharah boleh dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, asalkan bukan pada 3 waktu yang terlarang untuk melaksanakan shalat, yakni ketika matahari terbit atau sedang berada di tengah atau sedang terbenam [HR. Jama’ah kecuali Bukhari]. Akan tetapi, bila shalat istikharah tidak bisa diundur atau dibutuhkan ketika itu juga, maka sebagian ulama berpandangan bahwa hal itu boleh dikerjakan ketika itu juga walaupun pada waktu yang terlarang.
Shalat istikharah sangat dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada Allah atas segala urusan yang bersifat mubah ibarat JODOH, perdagangan, pilihan daerah study, perjalanan (safar) dan sebagainya.
Sebagian ulama berpandangan bahwa melaksanakan istikharah tidak harus dengan shalat khusus, tapi bisa dengan semua shalat sunnah. Artinya, seseorang bisa melaksanakan shalat rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya, kemudian sehabis mengerjakan shalat dia membaca doa istikharah. Pandangan tersebut didasarkan pada hadits perihal shalat istikharah di atas yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ
“Kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu…”Dalam hal ini, Imam an-Nawawi mengatakan:
والظاهر أنها تحصل بركعتين من السنن الرواتب ، وبتحية المسجد، وغيرها من النوافل
“Dan yang jelas, doa istikharah bisa dilakukan sehabis melaksanakan shalat rawatib, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya” [Bughyatul Mutathawi’, hlm. 45].Shalat istikharah boleh dilakukan berulang kali dalam urusan yang kita inginkan untuk mohon petunjuk kepada Allah. Sebab, istikharah yaitu doa, dan tentu saja boleh dilakukan berulang kali.
Cara melaksanakan shalat istikharah
1. Bersuci, baik berwudhu atau tayammum.
2. Niat Solat Istikharah :
Usholli Sunnatal Istikhoroti Rak'ataini Lillahi Ta'ala:
"“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat lantaran Allah Ta’ala".
Rakaat pertama sehabis membaca surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat kedua sehabis membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca doa shalat istikharah.
3. Doa Istikharah
4. Doa Memohon Jodoh
Ya Allah bila dia yaitu yang terbaik untukku, izinkan saya menjauhinya demi kesuciannya. Menjaganya selalu dengan doa, untuk tak melihatnya dengan rasa nafsu belaka.
Ya Allah bila dia yaitu yang terbaik untukku. Semoga dia yaitu perempuan sholeha. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan bakir menjaga diri dengan do'a-do'a. (dibaca oleh pria)
Ya Allah bila dia yaitu yang terbaik untukku. Semoga dia yaitu laki-laki sholeh. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan bakir menjaga diri dengan do’a-do’a. (dibaca oleh wanita)
Jawaban dari sholat istikharah
Menikah dengan orang yang sempurna yaitu harapan semua orang. Bertemu dengan laki-laki baik yang bisa menjadi imam serta membimbing dalam ketakwaan sudah niscaya menjadi harapan semua muslimah. Ketika ada yang meminang atau mungkin mengajak taaruf tentu diharapkan kemantapan hati semoga jodoh yang tiba yaitu yang terbaik. Makara di awal benar-benar dibutuhkan kemantapan hati, keyakinan hati kalau itulah yang terbaik berdasarkan Allah.
Setelah melaksanakan ikhtiar dan sholat istikharah, yang menjadi pertanyaan yaitu dalam bentuk apa Allah menunjukkannya. Sebagian orang beranggapan bahwa balasan istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi. Ini yaitu anggapan yang sama sekali tidak berdalil, lantaran tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah mengatakan: mimpi tidak bisa dijadikan pola aturan fikih. Sebab di dalam mimpi, setan mempunyai peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga bisa jadi setan memakai mimpi untuk mempermainkan manusia.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
الرُّؤْيَا ثَلاَثَةٌ : فَبُشْرَى مِنَ اللهِ ، وَحَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ – أحمد
“Mimpi ada 3 macam, (yaitu) gosip besar hati dari Allah, dari bisikan hati, dan ketakutan dari setan” [HR. Ahmad].Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas diketahui. Dan tidak ada kekerabatan antara shalat istikharah dengan mimpi. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah niscaya diikuti dengan mimpi. Hanya saja, bila ada orang yang istikharah kemudian dia tidur dan bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan jiwanya. Tetapi, sekali lagi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.
Mengutip pendapat Imam An-Nawawi perihal mimpi, dia menyampaikan mimpi yaitu kasus yang sangat lemah. Apalah kualitas mimpi kita apalagi kita bukan insan yang dijamin oleh Rasulullah SAW. Imam An-Nawawi juga memberikan mimpi kita yaitu buah dari hawa nafsu-hawa nafsu yang muncul dari alam bawah sadar kita. Maka bahwasanya janganlah kita meletakkan kasus yang haq ini pada kasus yang menduga-duga ibarat mimpi. Jadi sekali lagi mimpi tidak bisa dan jangan dijadikan patokan dari istikharah kita. Yang menjadi ukuran dari istikharah kita yaitu kemantapan serta keyakinan hati terhadap hal itu.
Demikianlah, semoga kita tidak gundah lagi dan kembali meningkatkan ikhtiar dan senantiasa bermunajat kepada yang menawarkan jodoh yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.
Karena bagaimanapun jodoh yaitu misteri, tidak ada yang tau perihal siapa jodoh kita, namun kabar baiknya Allah sudah memberi sedikit bocoran perihal jodoh kita yang mana bila hal ini kita jadikan sebagai pola tentu akan menjadi solusi utama kegalauan dan kegelisahan kita.
Allah membocorkan Rahasia perihal jodoh didalam surat An-nur Ayat 26 :
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik yaitu untuk perempuan yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. (Qs. An Nur:26)Pada ayat diatas Allah menjelaskan laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik begitu juga sebaliknya. Disini kita mendapat sebuah petunjuk kalau jodoh itu yaitu cerminan diri kita, ia sebagaimana diri kita. Jika kita shaleh, taat, suka membaca Al-quran, baik adat dan prilakunya In syaa Allah, Allah akan pertemukan juga dengan orang yang ibarat itu.
Semoga Allah berkenan mendekatkan jodoh kita dengan seseorang yang baik akhlaknya, sholeh/sholehah, baik untuk agama, dunia, dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
No comments:
Post a Comment